BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 09 Juli 2010

Alunan Hati (part 19)

"Rio!! Sorry ya lama" Shilla menghampiri Rio setengah berlari. Rio terlihat sedang menunggunya diatas motornya.


"enggak kok.. jadi nonton?" tanya Rio sambil mengenakan helmnya

"jadi donk.." jawab Shilla lalu naik ke motor Rio

Selama dalam perjalan, entah mengapa Shilla merasa menjadi sangat dingin. Kalau Shilla ajak bicara, respon Rio cuma 'oh'. kalau Shilla bertanya Rio menjawab 'gatau' atau 'iya kali' atau 'terserah'. Sampai mereka selesai nonton Film pun Rio masih begitu.

"yo, makan dulu yuk.. ditempat biasa" ajak Shilla yang sedari tadi perutnya sudahh protes minta diisi.

"hmm.." kali ini hanya itu respon Rio. oke, Shilla anggap itu tandanya Rio setuju.

Disebuah kafe..
skip>>

setelah Rio dan Shilla menghabiskan hidangan mereka, Shilla masih sangat merasa aneh dengan sikap Rio yang mendadak berubah 180 derajat. Rio kenapa ya? apa gara-gara tadi nungguin gue kelamaan? batin Shilla

"Rio.. lo kenapa sih? sikap lo kok jadi dingin gini?" Akhirnya Shilla memberanikan diri untuk bertanya

"gue? dingin? masa sih? gue kepanasan lho Shill.." Jawab Rio sambil mengipas-ngipaskan lehernya dengan tangannya

"dasar lo! gue kira lo marah sama gue" kata Shilla manyun

"marah? kenapa gue harus marah sama lo?" tanya Rio yang kini geli sendiri melihat Shilla

"ya gara-gara tadi kelamaan nungguin gue" jawab Shilla dengan wajah polosnya

"haha enggak kok Shilla"

"terus.. tadi kenapa lo jadi rada cuek gitu?"

"gue mau ngetes lo aja.. mau tau reaksi lo kalo gue cuekin" Rio tertawa melihat Shilla makin manyun

"tertawalah sepuas anda Mario Stevano"

"yaaah.. jangan marah donk Ashilla zahrantiara!! nanti cantiknya ilang lho.." goda Rio

"dasar playboy cap pete' lo" ledek Shilla

"eiittss gue bukan playboy.. apalagi cap pete'.." ralat Rio

"huhh!!"

"hehe. udahan ah.. Shill, gue boleh minta pendapat lo?"

"pendapat? apaan?"

"tapi lo harus jawab sejujur-jujurnya.. janji?"

"hmm.. apaan sih? gue penasaran nih"

"menurut lo.. gue orangnya gimana??" tanya Rio sambil menaik-turunkan alisnya

"IZH, gak penting banget pertanyaan lo" Shilla memutar bola matanya, meledek Rio

"haha jangan gitu donk shill.. jawablah.. biar gue bisa intropeksi diri"

"oke oke.. menurut gue.." Shilla tampak berfikir "elo baik, lo itu orangnya asyik, gue nyambung kalo ngomong sama lo.. Cukup?" tanya Shilla

"Lagi donk.. masa segitu aja?" protes Rio

"elo murah senyum sama siapa aja.. beda sama Alvin, kalo sama orang yang belum kenal dia cuek banget"

"kok jadi Alvin sih? kan topiknya lagi gue" protes Rio lagi

"Akh! bawel!! elo bawel, kayak cewek.." Shilla menjulurkan lidahnya

"yeee gue cowok tulen tau! terus.. kata lo gue ganteng gak?" Rio menaikkan kerah kemeja sekolahnya dan menata rambutnya kebelakang. Shilla menghela nafas.

"mulai deh narsisnya.."

"hehe.. jawab donk.."

"hmm.. lumayanlah.. gue bilang LUMAYAN lho yah.. jangan GR" jawab Shilla dengan berat hati

"haha iya iya.. dasar lo.. terus terus?"

"terus.. apa yah?? pokoknya lo sahabat gue yang paling bisa ngertiin gue, yang paling baik, yang paling rese, paling sok tau, yang paling paling paling deh"

"hmm.. yaya, sahabat ya? oke, gue seneng bisa jadi sahabat lo yang paling paling paling deh" jawab Rio menirukan Shilla kemudian tertawa


******

"Hoaaaaamp" Sivia terbangun dari tidurnya dan menggeliat lalu turun dari tempat tidurnya. Berjalan menuju balkon kamarnya, menikmati udara pagi hari ini. Hari minggu. dan mungkin akan menjadi hari yang membosankan untuk Sivia

"hari ini gue mau ngapain ya?" Sivia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, bingung "kalo ngajak Alvin jalan-jalan.. emang dia mau? kayaknya dia lagi sensi banget sama gue.. kalo kak Iel.. katanya dia mau ngurusin pendaftaran kuliahnya. Shilla.. katanya hari ini ada acara. kalo Rio.. akh, gak enak sama Rio mah.. rese!" Sivia terus berfikir. karna tidak mungkin kalau seharian dia terus dirumah. Sivia itu orangnya bosenan, apalagi rumahnya selalu sepi. Sivia tidak punya adik. kakak satu-satunya sudah menikah dan menetap dibandung. Rupanya Sivia hampir senasib dengan Shilla. Orang tua mereka sama-sama sibuk mengurus urusannya masing-masing, meskipun hari minggu begini masihsaja tidak ada dirumah. Namun Shilla masih lebih beruntung, karna Shilla punya kak Cakka.

Sejak kecil teman terdekat Sivia hanya Alvin. Mereka sekaku bermain bersama, Alvin sering kerumah Sivia dan Sivia sering main kerumah Alvin. Tapi saat ini situasinya sedang berbeda. Alvin lagi sensi banget sama Sivia dan Sivia tidak mengerti kenapa Alvin begitu. Sebenarnya Sivia merasa kesepian, tapi gengsi bilang ke Alvinnya *jangan dicontoh ya anak-anak (?)*

"eh, gue tau!" ucap sivia tiba-tiba "gue maen sepeda aja ah.. uda lama banget gue gak naik sepeda.. hihihi"

Sivia bergegas mandi lalu memakai kaos berwarna hijau muda dan celana balon sedengkul berwarna hitam. kemudian mengambil sepedanya digudang, karna sudah jarang dipakai, papa Sivia menaruhnya digudang.

"hiyeeeks debunya gilaa" Sivia membersihkan debu-debu itu dengan sebuah kain lap. setelah selesai menyingkirkan debu-debu itu, Sivia mengeluarkan sepedanya keluar gerbang rumahnya dan mulai menaiki sepedanya. Sivia sangat menikmati jalan-jalan paginya dengan sepeda lamanya. belum terlalu jauh dari rumahnya, pada jalan turunan ada seorang anak kecil ditengah jalan. Sivia berusaha menghentikan sepadanya dengan menarik rem, tetapi tidak ada hasilnya. sepedanya terus saja melaju dengan cepat. Mungkin karna sudah kama tidak dipakai, Remnya jadi error (?). Sivia pun merasa sangat panik.

"ADEK AWAS DEK!!!! MINGGIIIIIRRRR" teriak Sivia. tapi namanya juga bocah kecil, dia gak ngerti Sivia ngomong apa. anak kecil itu malah tertawa melihat Sivia teriak-teriak begitu *hihi anak kecilnya pele*. Sivia semakin panik, akhirnya dia membelokkan stang sepedanya. Dan.. BRRUUUUUKK!!! YA! Sivia berhasil menabrak pohon saudara-saudara..

"Adooohh... Gila gila!! itu anak kecil ngapain sih disitu!! ini pohon juga!! ngapain sih lo nangkring disiini??!!" Sivia ngomel-ngomel sendiri lalu melihat kakinya, ternyata kakinya sudah hancur!! eh, itu terlalu lebay.. gak ancur deng! paling bonyok.. Dengkul kanan, pergelangan kaki kiri dan siku tangan kanan bonyok. Sivia berusaha berdiri tapi kedua kakinya tidak bisa diajak kopromi "SIAL!! duh, sepi lagi nih.." Sivia melihat sekelilingnya tidak ada siapapun, bahkan anak kecil tadi sudah tidak tau kemana *hhiiii

"AKH!!! sebel sebel sebel SEBEEEEL!!!!" Sivia memukul-mukul tanah dengan tangannya

"Kak Sivia?" tiba-tiba ada seseorang menghampiri Sivia

"Alvin? Ray?" Sivia langsung sumringah

"kak Via ngapain disitu? " tanya Ray segera menghampiri Sivia

"gue jatoooh" jawab Sivia dengan muka melas

"ya ampun kak via, sampe pada berdarah gini.. kak Alvin! bantuin donk.." pinta Ray kepada Alvin yang sedari tadi hanya berdiri diam. Sebenarnya Alvin tidak tega melihat Sivia seperti itu. tapi..

"Kak via, gue bantuin berdiri ayo kak" Ray memegang lengan Sivia, membantunya berdiri. tapii.. Ray kan badan kecil. ya gak kuatlah.. Alvin pun semakin tidak tega, Akhirnya...

"minggir lo Ray" Alvin pun menghampiri Sivia dan mengangkatnya. Sivia terkejut dengan apa yang dilakukan Alvin sekarang. Alvin menggendongnya! *AAAAA MAAOOO*

"Ray, lo bawa sepedanya via" perintah Alvin, Ray pun menurut.

Sivia masih tak menyangka Alvin menggendongnya. Sivia tak percaya sekarang dia sedekat ini dengan Alvin. meskipun sudah bertahun-tahun bersahabat, jarak Alvin dengan dirinya tidak pernah sedekat ini. Jantung Sivia mulai tak teratur. kali ini Sivia sangat bisa merasakan kehangatan tubuh Alvin. menghirup wangi parfum Alvin yang lembut tapi tegas *saya agak gak ngerti bagian ini* Sivia terus memperhatikan wajah Alvin yang tenang dan tidak berekspresi. matanya tetap fokus lurus kedepan. tiba-tiba Alvin tersadar dia sedang diperhatikan, Alvin melihat Sivia.

"Ngapain lo liatin gue kayak gitu?" tanya Alvin kikuk. Sivia tertawa kecil lalu bersender ketubuh Alvin. membuat Alvin ingin pingsan! tapi bahaya kalo Alvin pingsan. masa si Ray yang disuruh ngangkat Sivia? ditambah Alvin!! gak mungkin kan..


*******


Sudah hampir satu jam lebih Shilla terus mondar-mandir di kamarnya sambil terus menggenggam handphonenya. Shilla masih bingung harus jawab apa untuk pertanyaan Riko kemaren. tapi Shilla tidak enak kalau Riko harus menunggunya terlalu lama. Akhirnya Shilla memutuskan untuk mengirim pesan ke Riko.

To: kak Riko
kak, ketemuan sekarang aja bisa gak?

tak lama kemudian Riko membalas

From: kak Riko
Bisa kok.. ditempat yang kamu bilang kemaren kan?

To: kak Riko
Iya kak.. aku tunggu ya kak

From: kak Riko
Oke.. makasih Shill..


*****

Sesampainya dirumah Sivia, Alvin menaruh Sivia diatas sofa panjang.

"gue ambil air anget dulu, buat bersihin luka lo" kata Alvin dan meninggalkan Sivia sebentar. kemudian Alvin datang dengan membawa baskom berisi air hangat dan sebuah sapu tangan

"kaki lo diselonjorin aja.. agak perih, tapi kalo gak dibersihin bisa infeksi" Sivia menurut. Alvin mulai membersihkan luka Sivia dengan sangat hati-hati

"AW!! pelan-pelan vin..." pinta Sivia. setelah selesai Alvin memberi obat merah pada luka Sivia.

"selesai" gumam Alvin

"thank's vin" Sivia tersenyum.

"sama-sama vi" balas Alvin tersenyum "makanya lo kalo gak bisa naik sepeda gak usah sok-sok.an" Sivia senang, rupanya Alvin sahabatnya sudah kembali "kalo lo jatoh kan gue juga yang repot.. lo kira lo gak berat?" lanjut Alvin

"jadi gak ikhlas nih?"

"hehe ikhlas kok ikhlas.. jangan manyun gitu donk.."

"vin, kemaren kok elo jutek banget sih sama gue?"

"gue lagi gak mood.. lupain aja ya vi.. oke?" Rupanya Alvin tidak sanggup kalau harus berlama-lama bersikap dingin sama Sivia

"ya udah.. tapi lo jangan gitu lagi donk. gue takut tau"

"Lo kira gue setan.. eh, si Ray mana ya?"

"haha.. tadi katanya mau pulang duluan.. eh, lo gak bawa motor ya? tumben jalan kaki"

"gue sama Ray tuh lagi lari pagi tau.. eeeeeh, ketemu elo lagi ngesot dipinggir jalan"

"ih, rese lo ah!" Sivia memukul bahu Alvin. Alvin malah tertawa terbahak-bahak


********

"hey kak"

"hay shill.. uda lama?"

"enggak kok kak"

"Gimana Shill? aku harap jawaban kamu gak mengecewakan"

"hmm.." Shilla bimbang

"kamu mau kan ngasih aku kesempatan? sekalii.. aja shill" Shilla menghela nafas panjang

"ng.. iya kak.. aku.. aku mau kasih kakak kesempatan"





HAH? Shilla nerima Riko tuh?? teruss Rio gimana doooonk????

0 komentar: