BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 01 Juli 2010

Alunan Hati (part 15)

#keesokan harinya#

Shilla terbangun dari tidurnya, Lalu keluar dari kamar. Berjalan menuju ruang tamu, mencari Rio. Tetapi tak ada seorang pun disana. tidak ada Rio maupun Lintar. Shilla keluar dari rumah tersebut, Namun Shilla masih tidak menemukan siapapun. Akhirnya Shilla memutuskan untuk berjalan-jalan ditepi danau. Shilla sangat menikmati udara pagi hari yang masih sejuk disana. Shilla berhenti dipinggir danau, duduk menghadap danau, kedua kakinya dibiarkan berselonjor, sedangkan kedua tangannya kebelakang menopang tubuhnya.

'semalem kok gue kayak denger Rio bilang dia sayang gue? terus, dia panggil gue princess??' Shilla menggaruk-garuk belakang telinganya sama sekali tidak gatal, bingung. 'ah, ga mungkin beneran. itu pasti cuma mimpi!' batin Shilla tegas 'tapi kok gue bisa mimpi kayak gitu ya? masa sih gue ada feeling sama Rio? gak gak gak' Shilla menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Shillaaa!!" panggil Rio dari kejauhan dan membuyarkan lamunan Shilla. Shilla tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Rio. Lalu Rio berlari menghampiri Shilla.

"hey udah bangun?" tanya Rio

"udahlah, kalo belum gue ga mungkin disini" jawab Shilla. Rio hanya tertawa kecil dan duduk disebelah Shilla

"lo habis kemana yo?" tanya Shilla

"gue keliling bumi perkemahan sama Lintar" jelas Rio

"owh.. curang lo gak ngajak gue"

"hehe gue gak tega bangunin lo lagi tidur"

"pake gak tega segala! terus si Lintarnya mana?" Rio mengangkat bahu

"gak tahu deh" Rio berdiri lalu meninggalkan Shilla

"yo, mau kemana?!" tanya Shilla

"bentar!!"


******

"DORR!!" Rio mendorong pundak Shilla, mencoba mengaggetkan Shilla

"gak kaget wlee" Shilla menjulurkan lidahnya

"yaahh.. hahaha" Rio kembali duduk disamping Shilla, tapi kali ini Rio membawa sebuah gitar

"Gitar siapa yo?"

"punya Lintar.. Lo mau denger gue nyanyi lagi gak? sambil nungguin via sama Alvin"

"Hmm.. gimana ya??"

"mau aja yaa? mumpung gratis nih"

"haa? emang biasanya bayar?"

"gak juga sih.. hehe"

"Hhu.. dasar aneh.. ya udah, mau nyanyi apa sih?"

"haha dengerin aja" Rio mulai memetik Gitarnya... dan Melantunkan lirik-lirik sebuah lagu..

"Tak pernah berhenti mencari cinta..
Slalu saja ada yang tak kamu suka..
Terlalu jauh engkau melihat..
coba rasakan Yang ada di sekitarmu..
"
Shilla menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri Lalu ikut bernyanyi dengan Rio

"Sesungguhnya dia ada didekatmu..
Tapi kau tak pernah menyadari itu..
Dia slalu menunggumu..
untuk nyatakan cinta..
"
Mereka pun bernyanyi bersama dibawah hangatnya sang mentari pagi ditepi danau yang tenang

******
~You know you love me, I know you care.. And I would never, not be there.. You are my love, You are my heart ~

"Siapa sih pagi-pagi gini nelfon?" Sivia mengambil benda bernada dering lagu Hits Justin Bieber dibawah bantalnya dengan malas

-halo? siapa nih?- ucap Sivia lemas

-ini gue Alvin.. Lo masih tidur vi?-

-hmm..-

-dasar kebo! bangun lo! uda siang, jam setengah delapan nih!-

-kemaren kan abis LDKS, jadi sekolah diliburin kan?-

-iya libur, tap..-

-ya udah lo jangan bawel ah! gue masih ngantuk-

-via.. bukannya git..- klik! sambungan terputus. Sivia kembali tidur *bener-bener deh si Via haha*

sementara Alvin.....

'via gimana sih? kok malah dimatiin? katanya mau nganterin gue jemput Rio sama Shilla.. dasar kebluk, gue langsung samperin kerumah via aja deh' Lalu Alvin segera mengambil kunci mobilnya dan berangkat kerumah Sivia.


******

"yo, kata lo Alvin mau jemput kita?" tanya Shilla

"iya" jawab Rio singkat

"kok belum dateng?"

"masih dijalan mungkin.. kenapa?"

"owh.. gak.. gapapa kok"

"Hmm.. lo Bete ya? jalan-jalan yuk" ajak Rio

"kemana?"

"udah.. ikut aja"


*****

"GAMAAUUUU!!" Sivia menutup kepalanya dengan bantal

"Buset lu, gak udah pake teriak kali"

"TAPI GUA MASIH NGANTUK"

"bangun vi.. kesiangan nih" Alvin masih berusaha membangunkan Sivia

"APA SIH? KATA LO LIBUR" teriak Sivia dari balik bantal

"iya libur.. tapi bangun dulu donk viaaaaa cantiiiiik" Alvin menarik bantal yang mentupi kepala Sivia

"AKH apaan sih?" Akhirnya Sivia bangun dan duduk menghadap Alvin dengan wajah super Bete dan rambutnya masih acak-acakan

"kemaren lo bilang mau nganterin gue jemput Rio sama Shilla" jelas Alvin

"Oh iya" Sivia meninju jidatnya

"dasar pikun" ledek Alvin

"ya udah deh, gue mandi dulu.. lo tunggu diruang tamu aja sono gih! huss huss" Sivia mendorong pundak Alvin sampai pintu kamarnya. Lalu Sivia menutup pintu kamar.

"BURUAAAN!!" teriak Alvin dari balik pintu


*****

"mau naik keatas?" tanya Rio. Kini didepan Rio dan shilla terdapat sebuah pohon yang cukup besar. dan diatas pohon tersebut ada sebuah rumah pohon.

"gak ah.. gue ngeri jatuh" Shilla menggeleng pelan

"enggak.. gak bakal jatuh kok.. ayo naik, lo duluan deh"

"Hmm.. ya udah deh.. tapi kalo sampe gue jatuh lo tanggung jawab pokoknya"

"iyaaa" jawab Rio sedikit tertawa. Shilla pun naik dengan ragu dan sangat hati-hati. Rio mengawasi Shilla agar tidak terjatuh.

"pelan-pelan Shill.." Shilla mengengok ke bawah, ke arah Rio. Shilla mengangguk, tapi entah kenapa tiba-tiba tubuh Shilla seperti bergetar saat dia tahu bawah dirinya sudah naik pohon cukup tinggi. mendadak tubuh Shilla kaku dan tak berani melanjutkan.

"Shill!! Lo gak kenapa-kenapa kan?" Rio mulai khawatir

"gue mau turun aja yo"

"ya udah! hati-hati.." Akhirnya Shilla berusaha turun Lagi. tetapi baru setengah pejalanan turun, kaki Shilla tergelincir! Dan Shilla pun terjun jatuh dari pohon tersebut. Namun sebelum Shilla benar-benar jatuh ketanah, Rio sudah menangkap tubuh Shilla meskipun Rio yang tadinya berdiri akhirnya ikut terjatuh. Kemudian Rio mengangkat Shilla, menyenderkan tubuh Shilla pada batang pohon.

"Lo gapapa kan Shill?? ada yang sakit gak?" Rio terlihat cemas sementara Shilla masih kaget dengan Insiden yang baru saja terjadi, nafasnya masih tak teratur.

"Shill, lo kok diem aja? maafin gue shill, gue gak tahu bakal begini. gue janji ga akan maksa lo lagi" ucap Rio lirih. Rio memegang kedua pipi Shilla, tetapi Shilla malah menatap mata Rio, tatapan yang sungguh tidak biasa, tatapan yang sangat dalam. Rio membalas tatapan itu, jantung Shilla tiba-tiba berdetak tiga kali lebih cepat

"please maafin gue Shill.. gue bener-bener nyesel" Shilla meraih tangan Rio yang memegangi pipinya. Shilla menggenggam erat kedua tangan Rio.

"Lo ga salah.. gue aja yang terlalu payah" Shilla tersenyum. Lalu Rio balas tersenyum dan satu tangan Rio menggenggam tangan Shilla, satunya lagi membelai lembut rambut Shilla.

"Eheeeemm....." tiba-tiba ada suara menghampiri mereka. Rio dan Shilla jadi salah tingkah sendiri.

"jiyeeeh.. baru juga ditinggal berduaan seharii.."

"apaan sih via.." ucap Shilla kikuk

"eh vin, kita pulang lagi aja yuk.." goda Sivia

"ayuk.. kayaknya kita ganggu nih vi.." tambah Alvin.

"Vin! jangan rese lo!!" kata Rio lalu berdiri mengerjar Alvin dan mendorong pundak Alvin. Shilla hanya tertawa kecil melihatnya.

"haha kok gue? Via tuh.." sanggah Alvin

"ya udahlah.. balik yuk" ajak Rio. Lalu Shilla mencoba berdiri, tetapi sulit. Rio yang melihat Shilla kesulitan segera menghampiri Shilla dan menuntunnya.

"cieee.. tuh kaaan.. Rio perhatian banget sih sama Shilla" goda Sivia untuk ke sekian kalinya. wajah Shilla seketika berubah warna menjadi merah

"vin! plester aja tuh mulut cewek lo!!"

"sini lo vi! gue plester mulut lo!" ucap Alvin lalu mendekap mulut Sivia. Kemudia Sivia melepaskan dekapan tangan Alvin.

"yeeeee emang gue cewek lo?! Wlee" Sivia menjulurkan lidahnya ke arah Alvin. Alvin hanya geleng-geleng sambil tertawa

"eh, pamitan dulu sama Lintar" kata Rio masih menuntun Shilla

"Lintar? Siapa tuh?" tanya sivia

"pengurus bumi perkemahan"

"oh.. ya udah yuk"




waaaaahhh..... Shilla kok salting gitu yaa??
jangan-jangan Shilla udah mulai ada feeling sama Rio???

0 komentar: