Besok adalah hari terakhir liburan sekolah. Malam ini Shilla berbaring ditempat tidurnya. mengingat semua kejadian yang telah terjadi selama liburan. mungkin liburan kali ini bukanlah liburan terbaik Shilla.dia kehilangan Riko! cinta pertamanya. dan sampai kapan pun, Shilla tidak mungkin begitu saja melupakan Riko begitu saja.. meskipun Shilla sudah mengikhlaskan kepergian Riko, terkadang shilla masih masih merasa sangat menyesal. menyesal karna ia sempat salah paham dengan Riko dan ify. kalau saja dari dulu Shilla tahu hubungan Riko dan Ify hanya sebatas saudara tiri, mungkin akan lebih banyak waktu untuk Shilla menghabiskan hari-harinya bersama Riko. Tapi.. semua sudah berlalu dan tidak mungkin bisa terulang kembali. jadi.. penyelasan sama sekali tidak ada artinya. jangan menjadikan suatu kesalahan sebagai sebuah penyesalan, tapi jadikanlah sebagai pelajaran. Shilla harus melanjutkan hidupnya meski tanpa kehadiran Riko.
~Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku saat ku harus bersabar dan trus bersabar~
tiba-tiba handphone shilla berdering. Shilla meraih benda tersebut dan terlihat nama Rio dilayar HPnya
-halo?-
-hai Shill-
-ada apa yo? tumben malem-malem nelfon?-
-hmm..enggak.. gpp kok-
-?????- shilla gak ngerti maksud Rio
-shill? gue ganggu ya?-
-eh? enggak kok.. gue lagi tidur-tiduran aja-
-oh-
-lo kenapa sih yo? gak jelas deh-
-hehe gak tahu nih-
-ih, tuh kan.. lo ada perlu apa nelfon gue?-
-gue.. gue cuma mau denger suara lo aja shill-
-tadi kan udah ketemu..-
-oh iya ya.. lupa.. hehe-
-ish dasar pikun-
-shill?-
-hmm??-
-besok ada acara gak?-
-dari tadi cuma mau nanya itu doang?-
-i..i..iya haha-
-gak ada.. kenapa yo?-
-owh.. besok jam tujuh malem dateng ke cafe d'crunch ya? gue mau nunjukin sesuatu buat lo-
-hmm.. oke deh-
-thank's-
******
keesokan harinya
"vin, kita mau kemana sih?"
"ke cafe d'crunch.. katanya Rio punya kejutan buat kita" jawab Alvin sambil terus menyetir mobilnya
"kejutan? kejutan apa?"
"aku juga belum tau tuh via sayang..."
"ih, apa coba pake sayang-sayangan? gombal banget sih"
"hahaha tapi kamu seneng kan??" goda Alvin. Sementara sivia tersenyum malu-malu.
TUNGGU!! sivia sama Alvin kok.. emang mereka udah jadian ya? OKE! biar lebih jelas, kita liat kejadian beberapa hari yang lalu..
#flash back#
"elo vin.." entah apa yang mendorong sivia untuk berkata seperti itu dan sivia menyesal dengan perkataannya barusan
"GUE?" Alvin kaget sekaligus senang mendengarnya
"eh.. maksud gue.." sivia jadi salah tingkah sendiri, Sivia menunduk sambil memainkan jari-jarinya "sorry vin. gu.. gue sayang sama lo, lebih dari sekedar sahabat. maaf kalo gue lancang bilang kayak gini.. tapi gue gak bisa bohongin diri gue terus. lo selalu bisa ngerti gue, lo selalu perhatian sama gue, lo selau ada buat gue.. tapi gue bisa terima kok kalo emang lo gak ada feel sama gue.. dan gue harap lo persahabatan kita gak hancur setelah kejadian ini. gue gak mau lo jauhin gue vin" sivia masih menunduk. Sivia tidak berani menatap Alvin, malu. Sementara Alvin terus memperhatikan Sivia lalu menggeser tubuhnya mendekat ke Sivia kemudian menggenggam tangan Sivia. Alvin bisa merasakan tangan Sivia tak sehangat biasanya *grogi kali yaaaa*
"via.. gue gak akan jauhin lo.. gak akan pernah vi.. gue gak bakal kuat kalau harus jauh dari lo" Alvin menghela nafas "gue malu sama diri gue sendiri vi.. gue gak bisa jujur kayak lo, padahal gue ini.. laki-laki" Alvin tersenyum kecut "gue seneng lo bisa jujur tentang perasaan lo, gue seneng banget karna.. karna ternyata.. cinta gue gak bertepuk sebelah tangan" jelas Alvin. Sivia tersentak mendengar kalimat yang terakhir diucapkan Alvin, Sivia mengangkat kepalanya.menatap Alvin penuh harap
"Alvin.. lo.." ucap sivia lirih
"iya vi.. gue sayang lo" Alvin memeluk sivia dan membelai rambutnya. Sivia tak bisa menahan air mata bahagianya
"makasih vin.."
#flash back end#
************
Shilla melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah kafe mencari sosok Rio. Namun Shilla tak menemukan Rio. mungkin Rio masih dijalan, batin Shilla.
"maaf, mbak Shilla ya?" tanya seorang pelayan cafe
"iya" jawab Shilla sambil tersenyum
"silakan duduk di meja yang disana" pelayan itu menunjuk ke sebuah meja persegi. ternyata disana sudah ada Alvin dan Sivia.
"Hey.. kalian ngapain disini?" tanya shilla
"gue sama via disuruh Rio dateng kesini.. lo juga disuruh rio kesini Shill?" Shilla mengangguk lalu duduk. maksud Rio apa sih?
"Selamat malam semua" ucap seseorang menggunakan mic diatas panggung kecil yang ada dikafe tersebut.
"Rio?" kata Alvin, Shilla dan Sivia saling berpandangan. kemudian kembali melihat kearah Rio.
"disini saya akan mempersembahkan sebuah lagu.. untuk seorang gadis yang sangat saya cintai" seluruh pengunjung memberikan tepuk tangan, menunggu persembahan Rio. Rio mulai melantunkan Sebuah lagu..
"saat beranjak dewasa...
kurasakan getar cinta..
gejolak jiwa yang terus..
datang..
menyelimuti, menghampiri,
kehidupanku.." pengunjung kafe kembali memberi tepuk tangan untuk suara lembut dan penghayatan Rio.
"mungkn ini cinta pertamaku..
kan ku habiskan masa hidupku bersamanya..
dan kuyakin ini cinta yang terakhirku..
kan bahagiakan dia..
bersama diriku.." *cinta pertama cipt. Gilang Idol* Rio mengakhiri lagunya. dan mulai mengatakan sesuatu....
"lagu tadi saya persembahkan untuk gadis cantik yang selalu menghampiri mimpi dan mewarnai setiap detik hidupku.. Dia adalah matahari bagiku.. Gadis itu... dia duduk disana, memakai gaun hijau toska.. Shilla" Shilla tersentak kaget namanya disebut-sebut. kini Semua orang sedang memandangnya, Alvin dan Sivia tersenyum.
"Shilla.. selama ini aku menyembunyikan perasaanku, tapi malam ini.. sudah kuluapkan semua isi hatiku tentang kamu.. dan aku mau menjaga kamu selamanya.. aku sayang kamu" Rio berjalan menghampiri Shilla, mengajak Shilla berdiri. menggenggam erat tangan Shilla
"Do you wanna be my priencess?" untuk kedua kalinya shilla kaget. jantungnya berdetak kencang tak beraturan. Rio menatapnya dalam.
"Shill? tolong jawab pertanyaan aku" Shilla mengangguk pelan.
"yes, I wanna be your priencess.." ucap Shilla pelan, tapi cukup jelas
"makasih shilla" Rio memeluk Shilla dan tepukan tangan para pengunjung kembali meramaikan kafe tersebut
THE END
Rabu, 28 Juli 2010
Alunan Hati (part 23) ENDING
Diposting oleh Ghina Shadrina di 02.05 0 komentar
Minggu, 18 Juli 2010
Alunan Hati (part 22)
“Shilla..” merasa ada yang memanggil namanya, Shilla terbangun dari tidurnya. Shilla melihat keselilingnya, Dia berada disebuah kamar bernuansa putih. Semua benda yang ada dalam ruangan itu berwarna putih. Shilla tidak tahu sekarang ini dirinya sedang berada dikamar siapa. Shilla tidak mengenal ruangan itu.
Shilla terus melihat dan memperhatikan sekelilingnya. Pintu menuju balkon terbuka lebar, Sehingga cahaya matahari leluasa untuk masuk. Kemudian Shilla mendapati sebuah kertas diatas sebuah meja disudut ruangan. Shilla mengambil kertas tersebut dan membukanya….
Shilla..
Kamu gak boleh nangis terus..
Jangan habiskan waktumu hanya dengan menangis..
Semua yang terjadi didunia ini adalah sebuah takdir..
Takdir yang telah diatur oleh tuhan..
Dan kita tidak akan pernah bisa menghindar dari takdir..
Shilla..
Mengenalmu adalah hal yang paling membahagiakan..
Makasih atas segalanya..
Makasih karna kamu mau mengenalku..
Makasih karna kamu sudah memberi kesempatan buat aku..
Makasih karna kamu telah masuk kedalam hati dan hidupku..
Makasih karna kamu mengizinkan aku untuk mencintai dan menyayangimu..
Makasih karna kamu percaya sama aku..
Tapi.. Maaf Shilla..
Aku udah merusak kepercayaan kamu..
Aku ingkar janji.. Maaf..
Tapi inilah takdir..
Takdir tidak mengizinkan aku menjaga kamu selamanya..
Shilla..
Sesungguhnya ada seseorang yang sangat menyayangi kamu..
Menyayangi kamu dengan setulus hatinya..
Orang itu sudah sangat dekat dengan kamu..
Jangan pernah sia-siakan dia Shilla..
Selamat tinggal,
-Riko-
Air mata Shilla mulai terjatuh dan membasahi kertas digenggamannya.
“jangan nangis Shilla..” ucap seseorang dari arah balkon. Shilla menengok kearah tersebut.
“kak Riko?..” Riko hanya tersenyum kemudian ada seberkas cahaya yang sangat menyilaukan, membuat Shilla menutup matanya. Lalu Shilla membuka kembali matanya saat dia yakin cahaya silau itu sudah pergi. Dan Shilla tidak lagi menemukan Riko disana.
“kak.. kak Riko.. kak Riko..”
“Shilla? Kamu udah sadar shill??”
“Kak Cakka?” kali ini Shilla berada didalam kamarnya.
“iya Shill, ini kakak.. akhirnya kamu sadar juga..” Shilla berusaha bangun sambil memegangi kepalanya yang terasa pening. Cakka pun membantu Shilla duduk.
“Sadar? Aku kenapa kak?” Tanya Shilla heran
“kamu pingsan.. udah 2 hari”
“Hah? 2 hari kak?”
“iya Shill.. kamu pingsan waktu….” Cakka enggan untuk melanjutkan kata-katanya. Karna Shilla pingsan saat Riko menghembuskan nafas terakhirnya. Cakka takut kalau Dia menyebut nama Riko, Shilla akan sedih.
“aku inget kak” jawab Shilla singkat sambil menunduk
“oh.. Oke, kakak mau ambilin kamu makan dulu ya” Cakka tersenyum dan keluar dari kamar Shilla
“gue.. pingsan 2 hari? Berarti.. tadi Cuma mimpi? Dan.. jasad kak Riko pasti udah….” Shilla tak mampu melanjutkan perkataannya. Karena pasti jasad Riko sudah disemanyamkan
“gue harus ikhlas.. selamat jalan kak.. aku janji gak akan nangis lagi” ucap Shilla lirih dan berusaha tersenyum
Keesokan harinya, Shilla merasa lebih segar. Dan sedang menikmati udara pagi ditaman belakang rumahnya sambil duduk di sebuah ayunan
“SHILLLAAAAA” teriak seseorang dan menghampiri Shilla lalu memeluk Shilla
“aduuhh via, gue gak bisa nafas..” keluh Shilla.. Sivia pun melepas pelukannya
“gue kangeeeeen banget sama lo shill..” ucap Sivia sambil tertawa kecil
“kita juga kangen sama lo Shill” kata Rio yang tiba-tiba muncul bersama
“ternyata gue ngangenin ya.. hehe” Akibat kenarsisannya, Shilla mendapat toyoran dari Sivia, Rio dan
“malah narsis lo.. gak jadi deh kangennya”
“yaaah vin, masa gitu..” Shilla pun manyun
“bercanda Shill.. gak usah cembetut gitu ah” goda
“hehe gue juga kangen sama kalian..” kata Shilla
“Shill, lo tau gak?” kata Sivia. Shilla menggeleng.
“enggak.. lo
“waktu lo pingsan.. yang paling panik
“eh? Biasa aja kok Shill.. kok lo liatin guenya gitu banget sih” kata
“jiyeeeh salting niyeee..” goda
“berisik lo semua” kata
‘gue seneng liat lo bisa ketawa lagi Shill.. gue seneng lo gak berlarut-larut dalam kesedihan’ batin
“ecieee ada yang lirik-lirikan..” goda Sivia. Sekarang Shilla malah ikut-ikutan salting.
Skip> Seharian ini mereka berempat menghabiskan waktu bersama, penuh dengan canda dan tawa. Dan sudah cukup bagi Shilla untuk menangis karna kepergian Riko
“vi, gila tuh tadi film kocak banget.. hahaha”
“ketawa mulu lo ah.. udahan donk! Gue udah sakit perut tau” protes Sivia sambil berusaha menghentikan tawanya
“oke vi oke.. tarik nafas dalem-dalem…”
“vin sumpah vin gue capek ketawa mulu.. udah ah!! ayo pulang..” Sivia menarik tangan
“eh, beneran nih mau langsung balik?” Sivia menghentikan langkahnya
“hmm.. emang kenapa?” Tanya Sivia
“mau gue beliin es krim gak nih?”
“MAU!!! Ayooook!! Di tempat biasa
“bukan! Tapi gue jamin es krimnya gak kalah enak”
##
“hmm.. lo tau dari mana ada kedai es krim disini?” Tanya Sivia sambil melahap es krim vanilanya
“Ray..” jawab
“Lo lagi liatin apa sih vin?” Tanya Sivia dan membuyarkan perhatian
“eh?” karna penasaran, Sivia pun mencari apa yang sedang dilihat
“vi? Kita pulang sekarang ya..”
“hay kak.. hay ke..” sapa Sivia tersenyum kecut. Gabriel terlihat kaget dan kikuk
“hay kak Sivia..” ucap keke ramah
“hmm.. kak Iel? Kok diem aja sih? Gue
“eh?? Hay”
“oh.. sekarang keke pacar kak Iel ya? Kemaren gue liat lo jalan sama Kak Angel.. kak Angel pacar lo juga? Atau.. selingkuhan? Opss sorry.. keceplosan haha” Sivia menutup bibirnya dengan jarinya. Gabriel terlihat semakin cemas, keke terlihat kaget dan terkejut, sedangkan
“hah? Gue juga pernah liat Gabriel jalan sama nova” Sambung Alvin
“kak Iel, apa bener yang dibilang via dan
“Gabriel.. Kok gak di jawab sih? Cewek lo nanya tuh” ucap Sivia
“kak! Kenapa gak jawab pertanyaan aku? Berarti bener
“enggak ke.. mereka Cuma mau merusak hubungan kita aja” jelas Gabriel
“Apa lo bilang? Gue gak salah denger? Lo kira gue Kurang kejaan! Untung gue belum terlalu jauh kemakan omongan-omongan GOMBAL dan semua sikap SOK manis lo itu” Sivia tersenyum sinis
“gak usah ngeles lagi lo!” sambung
“dasar BUAYA!!” *maap yak GFC, Cuma cerita kok! Penulis Jgn d kroyok ;D* bentak keke dan PLAKK!! Sebuah tamparan mendarat mulus dipipi kanan Gabriel. Lalu keke pergi meninggalkan Gabriel, Sivia dan
##
“makasih ya vin.. lo mau masuk dulu gak?” ucap Sivia yang sekarang sudah didepan rumahnya.
“boleh deh.. ada yang mau gue tanyain ke elo”
“Lo mau nanya apa vin?” Tanya sivia
“dari mana lo tau kalo Gabriel…”
“vin, tadi
“oh.. terus, pas lo tau itu.. perasaan lo gimana?”
“awalnya sih gue kaget. Tapi.. abis itu biasa aja. Mungkin karna sebenernya gue emang gak punya perasaan khusus sama kak Iel” jelas Sivia
“oya?”
“iya.. dan sekarang gue baru sadar siapa cowok yang bener-bener gue sayang, yang selalu gue kangenin, yang selalu bikin gue senyum-senyum sendiri..”
‘please vi.. jangan diterusin..’ batin
“Oh.. beruntung banget ya cowok itu..” komentar
“menurut lo cowok itu beruntung?” Tanya Sivia
“ya.. yaiyalah.. kalo gue boleh tau.. cowok beruntung itu siapa vi?” Sivia tersenyum.
“bener nih lo mau tau?”
“kalo boleh.. gue sih gak maksa..” Alvin bersiap menata hatinya yang mungkin akan hancur
“boleh kok..”
“siapa?” Sivia menghela nafas
“elo vin..”
Diposting oleh Ghina Shadrina di 01.31 0 komentar
Minggu, 11 Juli 2010
Alunan Hati (part21)
"Liat kedalam ruangan ini Shill.." pinta Ify. Shilla mengintip lewat kaca kecil yang ada dipintu tersebut. Shilla memperhatikan isi ruangan tersebut. disana ada seorang laki-laki sedang berbaring, keadaannya sangat menyedihkan. kedua tangan dan kakinya penuh perban. Shilla sangat iba melihat keadaan laki-laki itu, namun Shilla masih tidak mengerti kenapa Ify menunjukan ini semua kepadanya. Malam ini Ozy dan Debo baru pulang dari suatu acara, tiba-tiba.. "tolong tahan emosi lo Shill.." ucap Debo Sementara Shilla hanya tertunduk lesu, air matanya mulai mengalir. “tante.. Shilla mau liat kak Riko.. boleh Shilla masuk ke ruangan itu?” “Shill, lo yakin?” Tanya Rio. Shilla mengangguk "kita semua tau gimana perasaan lo sama kak Riko.." jelas Ify “maafin gue yo” ucap Shilla ******** Seorang berpakaian putih keluar dari ruang ICU. mama Ify segera menghampiri dokter itu, diikuti yang lain. “dok, gimana keadaan anak saya?” tanya mama Ify “maaf.. kondisi anak ibu semakin memburuk, detak jantungnya semakin melemah.. tapi kami akan terus mencoba sebisa kami” ucap dokter itu sambil berusaha tersenyum. Mama Ify mulai menangis dan Ify memeluk sang mama, berusaha menabahkan hati mamanya “dokter, boleh kami lihat kondisi kak Riko?” kata Shilla “ya. Silakan nak.. tapi yang masuk ganti-gantian ya” ucap dokter “makasih dok..” “sama-sama.. kalau begitu.. saya tinggal dulu..” Dokter itu pun pergi. Shilla segera masuk ke ruangan tersebut. Shilla sungguh tak tega melihat kondisi Riko saat ini, kondisinya benar-benar mengenaskan. tabung infus, selang oksigen dan alat bantu pernafasan *maap gatau namanya* memenuhi sekitar tubuh riko yang penuh balutan perban. Lalu Shilla duduk dikursi samping tempat tidur Riko “kak.. ini aku, Shilla..” ucap Shilla lirih “kakak gak akan ninggalin aku “aku yakin kakak bisa lewatin ini semua.." kata Shilla tersenyum tipis "aku sayang banget sama kakak” tiba-tiba jari-jari Riko bergerak pelan. “kak Riko?? kakak denger aku?” tangan Riko terus bergerak, awalnya pelan tapi lama-lama bukan hanya tangannya yang bergerak. seluruh tubuhnya bergerak, dan gerakannya semakin berontak, Shilla tercengang kaget. “kak.. Astaghfirullah kak Riko!!" Shilla mulai panik
"gu.. gue.. gue gak tau tiba-tiba kak Riko kejang-kejang.. gue ta.. takut.."kata Shilla terbata-bata dan tangisnya mulai menjadi-jadi
"Debo.. Tolong panggil dokter bo" perintah Rio dan Debo segera keluar dari ruang ICU, memanggil dokter.
"kak, kakak kenapa kak?" kata Ify sambil berusaha menenangkan Riko, tapi usahanya sangat sia-sia. tak lama kemudian dokter datang dengan beberapa susternya
"tolong kalian keluar dari ruangan ini" perintah dokter. Lalu Ify, Shillla, Rio dan Debo menurut.
Diluar ruangan, Semua menunggu Dokter dengan tenang. terkecuali Shilla. Gadis itu terus mondar-mandir sambil menggigiti bibirnya. Sedangkan mama Ify sedang membeli makanan untuk teman-teman Ify. kalau mama Ify ada dengan Shilla dkk, pasti beliau akan lebih panik dibanding Shilla.
"Shill, lo bisa tenang dikit gak sih?" tegur Ozy yang sudah kesal karna terus mondar-mandir didepannya. Shilla menggerutu kesal lalu akhirnya duduk disamping Sivia. tak lama kemudian Dokter keluar dari ruang ICU. Shilla dan Ify paling cepat menghampiri dokter tersebut.
"Gimana dok? kakak saya gak kenapa-kenapa kan dok?" ucap Ify tergesa-gesa. Dokter itu memegang pundak Ify dan Shilla
Lalu Sang dokter menggeleng lemah..
"maaf.. tapi kami sudah berusaha" ucap dokter dengan wajah kecewa
"maksud dokter apa dok?" Air mata Shilla mulai mengalir
"Riko telah kembali pada penciptanya" kata Dokter itu lagi. Shilla menggeleng cepat
"Dokter pasti bohong!!!" Shilla masuk keruang itu. dilihatnya Riko masih berbaring, namun senua alat bantunya sudah dilepas
"kak bangun kak!! kamu denger aku kan? kamu gak boleh ninggalin aku!" Shilla menggoyang-goyangkan tubuh Riko.
"Shill.. lo harus bisa terima ini" Rio menghampiri Shilla dan menariknya, menjauhinya dari jasad riko
"kak Riko pasti masih nafas. Dia masih kuat. dia gak pasti kuat yo!!" Shilla semakin terisak. Rio terus menarik Shilla, Dia tidak mau melihat Shilla semakin sedih kalau terus didepan jasad Riko
"Rio... please jang...." Shilla terjatuh dan tiba-tiba semua Gelap
Apa yang akan terjadi selanjutnyaaa??
Diposting oleh Ghina Shadrina di 18.17 0 komentar
Sabtu, 10 Juli 2010
Alunan Hati (part 20)
bayang tentang dirimu..
mengharap kau kembali..
ke dalam pelukan.." gue a
luka yang semakin dalam..
sampai kapan ku harus tangisi ..
rindu yang tak terbalas.." kenapa lo gak bisa ngerasain betapa sayangnya gue sama lo?
andai harus kehilanganmu..
kan ku bawa hatimu ke dalam jiwaku.." sampai kapan pun.. elo tetap akan ada dihati gue princess..
bila kesetiaanku..
hanyalah bagimu kekasihku.." kenapa lo sangat sulit untuk gue raih?
"luka dalam dada..
semakin terasa pilu..
adakah kesempatan..
untuk memiliki.." gue harap suatu saat lo bisa membalas rasa sayang gue buat lo Shilla..
Diposting oleh Ghina Shadrina di 04.58 0 komentar