BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 29 Oktober 2010

Tentang Rasa #part 6

Ify berjalan lunglai memasuki sebuah kafe, tempat ia dan teman-temannya bekerja setiap malam minggu. matanya bengkak dan merah akibat menangis, Ify tidak menyangka Rio tega membohonginya selama hampir 2 tahun. selama ini Ify mengira Rio adalah tipe laki-laki yang setia, karena Rio tidak pernah berbuat macam-macam. ya, Rio setia.. tapi pembohong. apa artinya kata-kata manis yang selalu keluar dari mulut Rio? Bullshit!

Ify terus berjalan masuk kedalam kafe sampai tiba disebuah ruangan, di dinding pintunya terlihat tulisan 'Tn. Cakka Kawekas Nuraga'. Ify mengetuk pintu ruangan tersebut.

"masuk" terdengar suara seseorang dari dalam ruangan itu. Ify segera masuk, lalu duduk didepan kursi Cakka tanpa dipersilahkan.

Cakka, anak dari teman dekat Ayah Ify. Dia adalah pelindung Ify sejak Ify kecil. Umurnya 5 tahun lebih tua dari Ify. laki-laki yang cerdas, diusianya yang terbilang sangat muda, Cakka sudah memiliki usaha sendiri. Cakka merupakan salah satu pengusaha termuda di Nusantara. Kafe ini hanya satu dari beberapa usaha yang dimiliki Cakka.

Cakka menyimpan perasaan yang sangat dalam terhadap Ify, namun cintanya bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalaskan. Ify hanya menganggap Cakka sebagai kakak sekaligus sahabatnya. Ify sangat mempercayai Cakka, Ify selalu menyimpan seluruh rahasianya pada Cakka. ya, hanya sebatas itu. sungguh tragis *lebaynya kambuh :p haha*

"Ify? tumben lo kesini? inikan bukan hari sabtu" tanya Cakka heran. Ify diam menunduk sambil meremas-remas papan nama bertuliskan 'Manager' dimeja kerja Cakka

"Hiks" Ify hanya menjawab dengan isakan tangis

"Lo nangis fy??" Cakka agak terkejut mengetahui Ify yang selalu terlihat ceria, kini sedang menangis dihadapannya

"hiks" Cakka beranjak dari kursinya lalu duduk dikursi kosong sebelah Ify. kemudian membelai rambut Ify

"Lo ada masalah? boleh gue tahu masalah lo?" Tanya Cakka lembut

"hiks" lagi-lagi Ify menjawab dengan isakan tangis. Cakka menarik nafas, bingung bagaimana caranya agar Ify mau bicara

"gak biasanya lo nangis. Ify yang gue kenal adalah gadis periang, gak cengeng kayak gini. bilang sama gue, siapa yang bikin lo nangis?" Cakka tidak tega melihat gadis yang sangat dicintainya menangis sampai sulit bicara, Cakka berfikir pasti masalah yang sedang dihadapi Ify sangatlah berat. Dan Cakka bersumpah akan memberi ganjaran setimpal untuk orang yang telah tega membuat Ify menangis.

"rr.. rio kak hiks"

"Rio?" Cakka kurang percaya kalau Rio yang membuat Ify seperti ini. karna setahu Cakka, Rio dan Ify selalu baik-baik saja. belum pernah Cakka mendapat kabar mereka bertengkar.

"hiks" Ify menganggukan kepalanya pelan. Cakka tidak tega menanyakan lebih lanjut. ia takut Ify semakin sedih karna harus mengingatnya lagi. Biarlah Ify menenangkan hati dan fikirannya dulu. biasanya, kalau sudah merasa sedikit tenang, Ify akan dengan sendirinya bercerita dengan Cakka


***

"vin, gue uda keliling sekolah. tapi gue gak nemuin Ify dimana-mana" ujar Shilla agak kelelahan karna habis mengelilingi sekolahnya yang sangat luas

"gue juga shill.. gue uda cari Ify ke seluruh kelas sampe ke lantai 4, ke ruang guru, perpus, kantin, lab komputer, lab IPA, lab bahasa, ruang musik, Aula, lapangan basket, lapangan voli, lapangan futsal, parkiran motor, parkiran mobil, taman sekolah, toilet guru, toilet cowok, toilet cewekpun udah gue datengin shill!!" Alvin nyerocos gak jelas sementara Shilla bengong mendengar perkataan cowok paling bawel bin cerewet yang pernah terlahir *180 derajat sama aslinya ya? haha :p*

"Shill, lo gak dengerin gue ya?" saat Shilla ingin menjawab, tiba-tiba Alvin memotong

"eh, tempat favorit Ify dimana shill?"

"ha?" tanya Shilla masih agak bingung

"aduuuh elo tuh ya.. loadingnya lama bener.."

"sialan"

"maksud gue, biasanya Ify kemana kalo dia lagi sedih?" Shilla tampak berfikir

"Shillaaaaaaa mikirnya lama banget sih. lo tinggal jawab aja, pertanyaan gue gak susah kan shill? lo kan sahabatnya Ify, pasti lo tau"

"elah lo! bawel banget jadi cowok! sebenernya lo itu cewek apa cowok sih? mulut lo kaya mulut cewek tau gak?!"

"Loh? kok elo jadi sewot? emang lo gak bisa liat? uda jelas banget kalo gue itu Cowok tulen! kenapa lo masih tanya juga?"

"grrrrr!! udalah!" shilla geram dan meninggalkan Alvin

"SHILLAAAA! WOY tungguin gue!" Alvin mengejar Shilla, dan akhirnya sejajar dengan shilla

"lo mau kemana? kok gue ditinggal?" shilla tak menjawab

"shill? lo mau balik? kita kan belom nemuin Ify?"

"gue udah tau dimana Ify"

"oh ya? dimana Shill? ya udah, lo tungguin di gerbang depan ya? gue ambil motor.. lo bawa mobil kan?"

"iyeee, cepetan" Alvin segera berbalik arah menuju parkiran motor, sedangkan Shilla menuju parkiran mobil


****

*sekarang mau liat siapa nih? intip Sivia yuk? :p*

Tingnong Tingnong, Sivia memencet bel rumah Shilla sesampainya disana. setelah beberapa saat kemudian, seseorang membukakan pintu untuknya.

"hai, temannya Shilla ya?" ucap seorang pemuda tampan menyapa sivia ramah dan Sivia dibuat kaget sampai terbengong karna pemuda tersebut

'aduuuh sialan sialan sialan! kak Gabriel ganteng bangeeeeeet!! aaaaa biasanya gue cuma bisa liat di TV, tapi sekarang? Oh my Gooooooood!! dia didepan gue! waduh, ini mimpi bukan ya? ternyata gantengan aslinyaaa!! tolong ini bukan mimpiiii, semoga bukan mimpiii' sivia berteriak-teriak dalam hati, sampai..

"hey! kok melamun?" pemuda itu membuyarkan lamunan Sivia lalu sukses membuat sivia salah tingkah

"eh? eng.. i.. iya kak, aku temennya shilla hehe" Sivia nyengir gak jelas. Gabriel tertawa kecil melihat tingkah Sivia

"kalo gitu tunggu di dalem aja, Shillanya belum pulang. mungkin sebentar lagi"

"iya kak makasih hehe" Gabriel tersenyum. 'ya tuhaaaaan, jangan sampe gue pingsan sekarang! gila, senyumnya maut banget'

"oh ya, nama kamu siapa?" tanya Gabriel setelah mereka sudah berada diruang tamu rumah Gabriel dan Shilla

"nama? aku? eh? siapa ya?" aduh.. gue kok jadi oon gini sih? sial! umpat sivia dalam hati

"iya.. nama kamu siapa? masa lupa sama nama sendiri?" Gabriel geleng-geleng kepala sambil tertawa

"hehe namaku Sivia kak.." sivia nyengir kuda. gabriel manggut-manggut, lalu...

HENING

HENING

HENING

"kak" , "siv" ucap Sivia dan Gabriel bersamaan

"eh, sorry kak.."

"gpp kok.. oh ya, tadi kamu mau ngomong apa?"

"emm.. kakak kok tumben banget ada dirumah?"

"emangnya kenapa?"

"gak kenapa-kenapa sih kak hehe. tapi biasanya kan kakak sibuk show keliling Indonesia.."

"oh, aku lagi break dulu selama satu minggu.. ya lumayanlah, bisa refreshing haha"

"kak, aku boleh tanya lagi gak?"

"boleh, tanya aja siv.. gak usah izin segala.. haha"

"hehe.. anu kak, kan ada gosip kakak pacaran sama kak Angel yang jadi model videoclip terbaru kakak, emang itu beneran ya kak?"

"hahaha sivia.. kamu dapet info darimana sih?"

"aku nonton infotaiment kak, gosipnya lagi rame banget tuh kak" jawab sivia polos "emang kak Gabriel gak liat TV kak?"

"haha aku paling males nonton TV.. kayaknya kamu penggemar infotaiment ya siv?" selidik Gabriel

"eh? nggg.. nggak juga kak"

"oya?"

Gabriel pun menemani sivia berbincang sambil menunggu Shilla, Alvin dan Ify.

sekilas tentang Gabriel. ia adalah Satu-satunya kakak Shilla. Gabriel juga sahabat Cakka sejak SMP. namun kini mereka telah meniti kariernya masing-masing. Cakka sebagai pengusaha, sedangkan Gabriel lebih memilih berkecimpung didunia hiburan. Gabriel berprofesi sebagai model, penyanyi sekaligus aktor papan atas Indonesia. Berkat profesianya itu Tentu saja Gabriel memeliki segunung merapi (?) Fans fanatik. Dan Sivia adalah salah satunya. kuping Shilla saja sampai panassss dan gatal-gatal kalau sivia sedang membicarakan kakak tersayangnya itu, berbagai pujian Sivia lontarkan untuk Gabriel. ckck

****

"Ify, denger gue.. Masalah yang lo hadapin sekarang ini merupakan bagian dari lika-liku dan warna-warni kehidupan lo. kalau hidup kita gak ada cobaan dan masalah, pastinya hidup ini akan terasa datar"

"tapi kak.. Rio udah jahat dan keterlaluan banget hiks"

"gue tau fy.. tapi lo harus berfikir dewasa. Rio bukan cowok satu-satunya didunia ini. masih banyak yang jauh lebih baik dari dia, suatu saat nanti pasti lo menemukannya. mungkin gak sekarang, tapi nanti disaat yang tepat.. semuanya pasti indah pada waktunya, lo harus percaya itu" Cakka menghapus air mata dipipi lembut Ify

"jangan nangis lagi ya? coba lo pikir, buat apa lo nangis untuk orang yang gak peduli sama lo? dia gak pantes ditangisi, jangan buang-buang air mata lo fy.."

"iya kak.. makasih" Ify tersenyum

"nah, gitu dong.. kan cantik.."

Tok tok tok, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruang kerja Cakka. kemudian Cakka membuka pintu dan menemukan Shilla bersama Alvin disana.

"hay kak Cakka" sapa Shilla

"nyari Ify kan?" tanya Cakka to the point

"iya kak.. Ify kesini?"

"ada kok, masuk aja" Alvin dan Shilla pun masuk

"Ify? astaga.. gue sama Shilla nyari lo keliling sekolah tau gak? ternyata lo malah enak-enakan duduk disini? gue capek fy.. sumpah! kaki gue pegel-pegel! tuh liat, gue ampe keringetan" semprot Alvin yang langsung mendapat 'plototan' dari Shilla

"lo kenapa sih melototin gue?" tanya Alvin

"lo bisa gak sih mingkem satu jam aja??"

"kalo gue ga bisa, lo mau apa? hah?"

"mau gue tonjok tuh mulut lo"

"emang lo berani?"

"oh, lo nantangin gue?"

"WOY! Stop!!!! kalo mau berantem jangan disini.. oke?" lerai Cakka sementara Ify malah ketawa ngakak -,-

"Alvin duluan kak yang mulai! bukan gue"

"eh, ga salah? elo yang melototin gue duluan"

"nyebelin lo!"

"elo"

"lo!"

"LO"

"ELOOOO"

"pokoknya lo TITIK"

"Sekalinya LO tetep LO!"

"WOYY! uda gue bilang kalo mau berantem jangan disini! ngerti gak sih?!" suasana mendadak hening

"ehm" Akhirnya Ify bersuara, berusaha mencairkan suasana

"lo pada ngapain kesini?" tanya Ify

"gue mau ngajak lo ngerjain tugas fisika bareng.. dirumah gue.. lo mau kan?"

"emm, sebenernya gue males banget shill.. tapi, besok mesti dikumpulin ya? ya udah deh, gue ikut.." shilla menghela nafas lega atas jawaban Ify

"Langsung aja yuk.. Via uda duluan kerumah gue"

"yuk.. kak, gue mau ngerjain fisika dulu ya kak? makasih uda mau dengerin gue cerita" Cakka tersenyum

"oke, baik-baik ya.."


****

10.30 PM

"Yes! bagian gue udah selesai. lo berapa nomer lagi Cha?" Tanya Ray pada Acha. mereka sedang mengerjakan tugas berdua, Acha dan Ray saling bekerja sama agar tugas mereka cepat selesai

"Ray, kamu cepet banget sih ngerjainnya"

"Cha, kita ngerjain dari sore, jam segini baru selesai lo bilang cepet?"

"aku aja belum selesai.."

"nomer berapa aja yang belom?"

"tinggal 1 nomer lagi.. susah banget! angkanya jelek, susah dihitung, banyak koma-komaannya"

"iya, tapi nomer berapa ACHA?? siapa tau gue bisa bantu" tanya Ray lagi

"hmm.. nomer 47, tadi aku pake rumus ini nih" Acha menunjukan rumus

"oh pantesan jawabannya gak ketemu.. lo salah rumus cha, harusnya pake rumus yang ini.." Ray mengajari Acha dan akhirnya tugas mereka berhasil diselesaikan

"hooaaaaamp capek banget" ujar Acha sambil menguap

"baru gitu aja capek.. manja lo" ledek Ray

"ah terserah kamu deh Ray. aku capek, mau tidur. makasih banyak ya Ray.."

"makasih? buat?"

"buat semua yang udah kamu lakuin untuk aku hari ini"

"oke, gue seneng bisa bantu lo"

"aku tidur duluan ya?" Ray hanya tersenyum. lalu Acha menuju kamarnya, kemudian merebahkan diri ditempat tidurnya

Acha teringat kejadian sepulang sekolah tadi, saat Ray mengajaknya ke sebuah tempat yang indah dan tenang.

"jadi bener lo adalah Acha?" tanya Ray setelah Akhirnya Acha mengaku yang sebenarnya

"iya, aku Acha"

"tapi.. tapi kenapa lo gak ngaku sama Rio dan Shilla?"

"aku gak mau mereka tau kalau aku ini Acha"

"tapi kenapa??!"

"bukan urusan kamu! tolong jangan paksa aku Ray.."

"sorry.. gue emang gak berhak tanya macem-macem, karna gue bukan siapa-siapa lo. iya kan?"

"maksud aku gak gitu Ray.. aku cuma belum siap cerita ke kamu.. maaf"


"gpp kok Acha.."

"apa?"

"Acha. boleh kan gue panggil lo Acha?" Acha tampak berfikir lalu akhirnya mengangguk

"tapi.. kalo disekolah kamu panggil aku Raissa aja ya?"

"sip"

Acha tersenyum sendiri mengingatnya. entah mengapa ia merasa lebih lega dan tenang.


******

Rio, menurut gue lo udah keterlaluan sama Ify! kalo emang lo gak sayang sama Ify, gak perlu lo ngomong terang-terangan didepan dia! harusnya lo bisa lebih menjaga perasaan Ify. gue gak habis pikir sama lo yo. selama ini Ify baik banget sama lo, dia perhatian sama lo, tapi balesan lo malah kayak gini?!

kata-kata itu kini terngiang dalam pikiran Rio. beberapa jam lalu Alvin kerumah Rio, Ify meminta Alvin memberi contekan tugas fisika pada Rio, Ify tidak ingin melihat Rio dihukum bu wulan karna tugas fisikanya belum selesai.

sekarang Rio merasa sangat bersalah. ucapan Alvin memang benar. ia sudah terlalu jahat pada Ify. disaat telah disakiti pun, Ify tetap perhatian. ahh.. baru kali ini Rio merasa sangat kangen Ify. Rio melihat Layar handphonenya. sepi. tidak ada panggilan masuk atau SMS yang hanya sekedar menanyakan 'lagi apa?' atau 'udah makan belum?' baru ia sadari, betapa sepi hidupnya tanpa Ify, padahal belum 24 jam.

malam ini juga gue harus mikirin gimana caranya biar Ify maafin gue. batin Rio


to be continued

0 komentar: