BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 17 November 2010

LAGUKU (Cerpen)

Entah sampai kapan kau akan menyadarinya.

Bahwa hanya diriku yang pantas tuk memiliki dirimu.

yang rela korbankan semuanya untukmu..

Sampai kapanpun kau kan kucintai

walau kau tak pernah membalas cintaku padamu.

walau apapun kau kan kusayangi

setulus hatiku, seumur hidupku kumencintaimu.

Ungu-Sampai kapanpun

****

"vin, gue udah gak tahan sama semua sikap lo!"

"shill, lo ngomong apa sih? gue gak ngerti"

"gak usah pura-pura bego! dasar buaya! mulai hari ini kita PUTUS!!"

"shilla, gue masih sayang sama lo. tolong jangan buat keputusan secepat itu.. gue bisa jelasin"

"heh, gue udah liat dengan mata kepala gue sendiri! lo kira gue buta? hah? udah sering lo selingkuh dibelakang gue! dan kali ini gue gak akan maafin lo"

"lo gak ngerti shill.."

"maksud lo gue yang bego? iya? hah?"

"shilla please jangan kayak anak kecil"

"Anak kecil?" shilla tersenyum kecut "terserah lo mau bilang gue apa! tapi kali ini gue bener-bener gak bisa maafin lo"

"kasih gue kesempatan sekaliiiii lagi... pleaseee"

"masih berani lo ngomong gitu? dasar cowok GAK TAU MALU! coba lo inget-inget berapa banyak salah lo sama gue?!"

Alvin diam, kehabisan kata-kata.

"perlu gue sebutin? Oke! pertama, lo selingkuh sama kakak kelas tiga bulan yang lalu dan tololnya, waktu itu gue maafin lo. Kedua, sekarang lo selingkuh sama Ify, anak kelas satu itu. ketiga, lo cepet emosi dan gue selalu jadi sasaran kemarahan lo. gue udah capek vin, selama satu tahun ini gue berusaha sabar dan bertahan. tapi, sekali lagi sorry, kali ini kesabaran gue uda abis! gue gak akan percaya semua kata-kata lo lagi. serkarang, silahkan lo puas-puasin pacaran sama Ify cewek centil itu! gue gak bakal ganggu lo!"

"JAGA MULUT LO!" bentak Alvin lalu..

PLAKK!

tangan Alvin sukses mendarat dipipi halus Shilla. Shilla tersenyum pahit

"PUAS? Silakan tampar lagi kalo lo belom puas!! tamparan dari lo udah jadi makanan gue sehari-hari! gue uda kebal!! HAHA" lagi-lagi Alvin diam. kemudian Shilla segera pergi dari hadapan Alvin, meninggalkannya sendiri dalam gelapnya malam.

****

keesokan harinya AT SMA Nusantara *apadah*

"APA? Lo putus sama Alvin?"

"iya yo.. gue bener-bener gak tahan lagi"

"tapi.. apa lo yakin keputusan lo ini yang terbaik?"

"gue yakin banget. Alvin itu cowok terbrengsek yang pernah gue kenal. dan gue tau gue gak bakal nyesel sama sekali ambil keputusan ini"

"oke gue ngerti.. shill, tadi Ify nyari lo kesini, tapi lo belum dateng"

"Ify?! ngapain dia nyari gue?" Rio mengangkat bahunya

"katanya ada yang mau dia omongin sama lo. nanti pulang sekolah lo ditunggu di belakang sekolah sama Ify dan Alvin" kata Rio

"oke thank's yo.. gue bakal kasih selamat buat mereka haha"

"Shill, gue temenin ya?" ucap Rio

"gak usah yo.. gpp kok gue sendiri aja"

"tapi gue takut Alvin main tangan lagi sama lo"

"gak akan yo, disana juga ada Ify. gak mungkin kan Alvin bersikap kasar didepan pacar barunya itu?" Rio tampak berfikir

"oke gue gak ikut. tapi gue tungguin lo dikelas" Shilla mengangguk sambil tersenyum

*****

"mau ngomong apa lo?" tanya Shilla ketus

"aku mau minta maaf kak" ucap Ify pelan

"APA? Gue gak denger lo ngomong apa!!" bentak Shilla

"Maafin aku kak" kata Ify lebih jelas

"gue gak nyangka, lo gak tau malu banget ya jadi cewek. sama kayak cowok lo!" Shilla melirik Alvin tajam. Shilla mulai merasakan aura kemarahan Alvin

"Shill, niat Ify baik. dia mau minta maaf sama lo, tapi kenapa lo malah kasar sama dia?"

"eh, lo diem aja deh! lo gak mau kan gue bongkar semua aib lo didepan cewek ini?"

"kak Alvin, bisa aku ngomong berdua sama kak shilla?" tanya Ify

"apa fy?"

"aku mau ngomong berdua aja sama kak shilla. kalo kak Alvin mau, kakak boleh pulang duluan"

"Aku tunggu dikantin" kata Alvin, lalu melirik shilla dan berkata "awas kalo lo ngomong macem-macem sama Ify" ancam Alvin, lalu pergi

"lo mau ngomong apa sih? buruan deh. temen gue nungguin dikelas"

"maaf kak.."

"maaf maaf! gak ada kata-kata lain apa?!"

"maaf.. eh, umhh.. gini kak. aku cuma mau tanya sama kakak, kak Shilla sama kak Alvin udah putus kan?"

"pertanyaaan lo gak berbobot! ya iyalah gue uda putus"

"maksud aku.. sejak kapan ka?.."

"semalem. kenapa? seneng kan lo?"

"semalem? tapi kak Alvin bilang kalo kalian udah putus dari 3 minggu yang lalu"

"hah? maksud lo?"

"iya kak. waktu kak Alvin nembak aku 2 minggu lalu, dia bilang kalo kalian uda putus..." Saat ini Shilla sangat ingin meninju muka Alvin sampai babak belur ckck

*****

"gimana shill? Alvin sama Ify ngomong apa aja?"

"gue ceritain dirumah pohon aja ya yo, udah lama banget gue gak kesana. sejak.. gue jadian sama Alvin" Alvin memang tidak suka dengan rumah pohon, karena letaknya diatas pohon dan Alvin phobia dengan ketinggian.

"lo mau kesana?" Shilla mengangguk

"ya udah, ayo"

****

Rumah pohon. ah, shilla rindu sekali pada rumah pohon yang teduh dan nyaman itu. tempat dimana shilla selalu menenangkan diri kala hatinya sedih dan gundah. dan Rio selalu menemaninya disana. Rio adalah sahabat Shilla yang tak takkan pernah terganti, Rio yang selalu ada saat shilla butuh seseorang untuk bersandar, Rio yang setia mendengarkan segala keluh kesah dan kesedihan shilla, Kecuali tentang Alvin.

"nah, kita udah sampe. jadi, tolong kasih tau gue tadi Ify dan Alvin ngomong apa aja sama lo?" tanya Rio penasaran

"aduuuh Rio... lo itu gak sabaran banget sih. Oke, tadi gue cuma bicara 4 mata sama Ify. karna Alvin di usir Ify"

"diusir? kok bisa?"

"iyee. udah deh, dengrin gue dulu. jangan banyak tanya"

"ih, penyakit judesnya kambuh" Rio bergidik ngeri

"makanya dengerin gue dulu Riooo"

"okeoke gue dengerin lo" Akhirnya Rio diam dan serius menatap Shilla. shilla pun mulai menceritakan panjang lebar tentang pembicaraannya tadi dengan Ify.

"jadi intinya Alvin itu emang cowok idung belang! gue gak tau ya uda berapa sering dia selingkuh dibelakang gue, tapi yang ketauan cuma dua kali. dan kali ini gue bersumpah gak bakal balikan sama dia. menurut lo gimana yo?" Shilla nyerocos panjang lebar sambil menatap danau dari rumah pohonnya

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

Krik Krik Krik tak ada jawaban dari Rio. Kemudian Shilla menengok ke arah Rio.

“Ya Allah.. dari tadi gue ngomong panjang lebar, dia malah tidur” gumam Shilla

“yo? Rio.. Rioo.. bangun….” Shilla membangunkan Rio sambil menepuk-nepuk bahu Rio. Namun Rio tak kunjung sadar (?)

“RIOOOOOOOOOOO” shilla teriak ditelinga Rio, tapi Rio masih gak bangun

“haduuuh kebo banget sih! Kebiasaan, kalo gue lagi cerita pasti tidur! Punya dosa apaaaaa gue sama lo yooo?? Gue ini sahabat lo yang paling cantik, manis, imut, lucu, menawan dan baik hati. Tapi kenapa gue selalu dicuekin?? Teganyaaa teganyaaa ckck” Shilla garuk-garuk kepala, bingung bagaimana caranya supaya Rio bangun.

Bukannya Rio tidak menghargai Shilla saat gadis itu berbicara, tapi Rio paling malas kalau Shilla sudah membicarakan Alvin.

“SHILLAA!!” merasa seperti ada yang memanggil, Shilla menajamkan pendengerannya

“SHILLAA TURUN!!” ternyata memang ada yang memanggilnya. Shilla mengintip dari jendela rumah pohon dan melirik ke sumber suara dibawah. Alvin. Alvin yang memanggilnya.

‘ngapain dia kesini?’ batin Shilla

“SHILLA TURUN! GUE MAU NGOMONG!! PENTING!” Alvin kembali berteriak

‘Loh? Dia yang butuh kok gue yang nyamperin dia? Bodo ah, kalo dia bener-bener mau ngomong hal yang penting, dia pasti naik kesini. Hihi emang enak lo gue kerjain’ pikir Shilla

“WOY! BERISIK AMAT SIH LO! LO GAK TAU GUA LAGI TIDUR?!!” Rio terbangun dan langsung mengomeli Alvin yang sudah berani mengganggu beruang tidur (?)

“GUE MAU NGOMONG SAMA SHILLA!!” teriak Alvin (lagi)

“Shill, samperin gih” kata Rio

“males ah. Gue uda enek liat mukanya”

“jangan gitu lah shill.. siapa tau dia mau minta maaf sama lo..”

“percuma dia minta maaf, gue gak bakal maafin dia lagi yo. Gue gak mau dibego-begoin lagi sama curut model Alvin” tolak Shilla

“ya udah, yang penting lo turun dulu sana! Alvin gak bakal berhenti berkicau sebelum lo turun nemuin dia” paksa Rio

“issh ya udah deh!” dengan berat hati Shilla pun turun. Rio memperhatikan mereka dari atas

“akhirnya lo turun juga” ucap Alvin tersenyum. Senyum yang dulu bikin shilla klpek-klepek. Tapi sekarang? Bagi Shilla, muka Alvin kalo lagi Senyum seperti itu, minta ditampol. Bikin enek + mules (?) *Juststory (;

“gak usah basa-basi! Lo mau ngomong apa?” Tanya shilla ketus

“lo masih marah?”

“hhh! Piker aja sendiri!”

“hmm, ngomongnya disana aja yuk..” ajak Alvin sambil menunjuk sebuah kursi kaya panjang dipinggir danau

“terserah” Alvin meraih tangan Shilla, namun secepat kilat ditepis oleh Shilla

“jangan pegang-pegang!”

“oke, sorry” Shilla menatap Alvin kesal. Lalu mengikuti Alvin duduk dikursi kayu

“Shill, gue sadar gue salah”

“oh, bagus”

“maafin gue ya shill?” shilla diam

“Shill? Tadi Ify mutusin gue”

“terus? Lo kira Gue peduli? Hhh” shilla tersenyum pahit

“tolong kasih gue kesempatan shill, sekali lagi. Please gue janji gak akan bikin lo kecewa lagi”

“gue uda gak percaya sama lo”

‘aduuuh, itu si Alvin sama Shilla ngomongin apa sih? Kayanya serius amat. Eh, kalo Alvin ngajak balikan gimana? Shilla nerima gak ya? Aduh jangan doongg’ batin Rio waswas sambil terus memperhatikan gerak-gerik Alvin dan Shilla

“Shilla, kita mulai lagi dari nol ya? Please” Alvin berlutut dihadapan Shilla, masih berusaha merayu Shilla

“sorry vin, kali ini gue bener-bener gak bisa” Shilla beranjak dari duduknya, berdiri dan hendak meninggalkan Alvin, tapi pergelangannya tangannya ditahan Alvin

“Shilla. Gue janji shill, gue janji gak akan ngulang semua kesalahan-kesalahan gue kemaren. Gue janji shill..”

“GUE BILANG GAK BISA YA GAK BISA! JANGAN PAKSA GUE!” Shilla menepis tangan Alvin. Karna terburu-buru, Shilla menginjak kulit pisang dan terpleset. Beruntung, Alvin segara menangkap (?) tubuh Shilla Sebelum Shilla benar-benar jatuh. Selama Beberapa detik mata mereka saling beradu (?). sampai Akhirnya Shilla cepat-cepat melepaskan tubuhnya dari pelukan Alvin.

“sorry, lo gpp kan Shill?”

“harusnya lo gak perlu nolong gue. Gue lebih suka jatoh ke tanah dari pada….”

“shill, gue masih sayang sama lo dan gue gak mau lo kenapa-napa”

“oke thank’s. tapi jangan harap gue mau balikan sama lo” Shilla kembali pergi dan naik kerumah pohon. Sedangkan Rio berpura-pura sibuk dengan gitar yang kini dipangkuannya.

“hay Shill.. si Alvin ngomong apaan sama lo?” Tanya Rio basa-basi

“Gak penting. Lagian percuma kalo gue cerita tentang Alvin sama lo. Lo gak pernah dengerin”

“bukannya gitu, gue Cuma..” Rio tak melanjutkan kalimatnya

“Cuma?? Cuma apa yo?”

‘cemburu. Ya, gue cemburu setiap kali lo ngomongin Alvin. Gue gak mau sakit hati setiap lo memuja Alvin dan gue juga gue gak sanggup dengerin lo cerita kalo Alvin sering nyakitin lo, gue gak tega liat lo nangis Shill.. maafin gue..’ batin Rio lirih

“yo? Kok malah bengong sih?”

“eh? Apa shill?”

“tuh kan.. gue dicuekin lagi”

“sorry sorry.. jangan ngambek dooong hehe”

“bodo”

“yah shill, ngambek mulu nih.. gue dengerin deh lo mau cerita apa? Alvin? Ya udah, ngomong aja. Kali ini gue dengerin deh..”

“bener ya? Awas lho kalo tidur lagi” Ancam Shilla

“haha oke gue janji gak tidur”

“tadi Alvin ngajak balikan”

“HAH? Terus? Lo terima? Lo mau maafin dia? Enggak kan shill? Lo gak balikan sama dia kan?” Tanya Rio histeris. Sedangkan Shilla, entah kenapa Shilla merasa sangaaaat senang Rio bertanya seperti itu

“ih, lebay amat sih lo! Haha biasa aja kali..”

“hehe maklum dong shill, gue gak mau lo balikan sama Alvin”

“gue juga ogah”

“bener?” shilla mengangguk yakin

“eh yo, nyanyi dong.. uda lama nih gak denger suara lo, Tapi gue yang request.. hehe mau ya?”

“oke, tapi kali ini lo gak boleh request. Terserah gue mau nyanyi apa”

“yaaah kok gitu sih?”

“ya udah kalo gak mau”

“eh, mau kok mau.. hehe”

“sip. Dengerin yaa” Rio mulai memainkan gitarnya dan suaranya yang merdu mulai terdengar indah

mungkinkah kau tahu rasa cinta yang kini membara

dan masih tersimpan dalam lubuk jiwa

ingin kunyatakan lewat kata yang mesra untukmu

namun ku tak kuasa untuk melakukannya

mungkin hanya lewat lagu ini

akan kunyatakan rasa cintaku padamu rinduku padamu

tak bertepi

Rio berharap semoga Shilla mengerti apa yang ia sampaikan dalam lagu ini. Rio berharap Shilla menyadari seluruh cinta dan sayangnya untuk Shilla.

mungkin hanya sebuah lagu ini

yang selalu akan kunyanyikan

sebagai tanda betapa aku inginkan kamu [ungu-laguku]

Prok prok prok.. Shilla bertepuk tangan setelah Rio menyelesaikan lagunya

.

“Suara lo emang keren yo. Hebat!” ucap Shilla sambil mengajungkan kedua jempol tangannya

“I know Shilla.. suara gue emang gak ada tandingannya” kata Rio sambil memainkan alisnya

“WOOOO Dasar Narsis” Rio hanya tertawa ngakak

“eh, gue tau tuh lagunya buat siapa”

“oya? Siapa deh?” Rio tersenyum senang akhirnya Shilla sadar juga

“Acha! Iya kaaaaaann??? Hayooo ngaku…” dalam sekejap senyum Rio memudar

“sok tau”

“uda deh ngaku aja.. gak usah pura-pura..”

“sumpah ye lo jadi orang sotoy bener”

“haduh Rioooo mending lo buruan deh tembak Acha! Nanti keburu diambil orang.. banyak lho yang suka sama Acha”

“tapi gue buka salah satu dari mereka yang suka sama Acha”

“bohooooong.. ga usah ngeles deh lo. Uda tembak aja! Gue dukung kok yo”

“SHILLA! GUE GAK SUKA SAMA ACHA!” bentak Rio

“Rio? Lo.. lo marah??” mata Shilla mulai berkaca-kaca. Karna sebelumnya Rio tidak pernah membentaknya seperti saat ini

“sorry. Tapi gue gak suka lo maksa gue nembak Acha. Karna.. karna cinta dan saying gue bukan buat Acha. Tapi buat lo shill..” Shilla diam. Terlihat jelas kalau dia sangat kaget

“Shill? Maaf kalo pernyataan gue ini bikin lo kaget. Tapi gue serius. Gue sayang sama lo, lebih dari sahabat”

“maaf yo, selama ini gue gak peka sama perasaan lo. Selama ini gue Cuma nganggep lo sebagai sahabat. Maaf..” Shilla mulai menangis

“Gpp, gue gak maksa lo buat membalas seluruh perasaan gue ke lo. Gue ngerti. Yang penting lo udah tau sekarang. Yang penting lo udah tau kalo gue sayang banget sama lo”

“makasih Rio. Sekali lagi maafin gue. Gue belum bisa bales rasa sayang lo sekarang”

“gue uda bilang gue gak akan maksa lo”

“makasih yo, makasih.. tapi lo masih mau jadi sahabat gue kan?”

“pasti shill..” Rio tersenyum.

‘Melihat senyum lo adalah obat penyemangat hari-hari gue, dan gue gak akan bertahan tanpa melihat senyum lo. Gue gak akan menjauh dari lo. Gue akan membuat lo yakin kalo gue adalah laki-laki yang pantas buat lo’

‘maaf maaf maaf. cuma itu yang bisa keluar dari mulut gue. Gue emang bego, gue gak pernah sadar betapa lo sayang sama gue. Tapi, sekali lagi maaf, gue butuh waktu untuk berfikir dan percaya semua kata-kata lo yo, gue takut. Takut kalo gue akan sakit hati lagi’

Biar waktu yang menjawab seluruh misteri cinta ini :P

THE END