BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 28 Juli 2010

Alunan Hati (part 23) ENDING

Besok adalah hari terakhir liburan sekolah. Malam ini Shilla berbaring ditempat tidurnya. mengingat semua kejadian yang telah terjadi selama liburan. mungkin liburan kali ini bukanlah liburan terbaik Shilla.dia kehilangan Riko! cinta pertamanya. dan sampai kapan pun, Shilla tidak mungkin begitu saja melupakan Riko begitu saja.. meskipun Shilla sudah mengikhlaskan kepergian Riko, terkadang shilla masih masih merasa sangat menyesal. menyesal karna ia sempat salah paham dengan Riko dan ify. kalau saja dari dulu Shilla tahu hubungan Riko dan Ify hanya sebatas saudara tiri, mungkin akan lebih banyak waktu untuk Shilla menghabiskan hari-harinya bersama Riko. Tapi.. semua sudah berlalu dan tidak mungkin bisa terulang kembali. jadi.. penyelasan sama sekali tidak ada artinya. jangan menjadikan suatu kesalahan sebagai sebuah penyesalan, tapi jadikanlah sebagai pelajaran. Shilla harus melanjutkan hidupnya meski tanpa kehadiran Riko.

~Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku saat ku harus bersabar dan trus bersabar~

tiba-tiba handphone shilla berdering. Shilla meraih benda tersebut dan terlihat nama Rio dilayar HPnya

-halo?-

-hai Shill-

-ada apa yo? tumben malem-malem nelfon?-

-hmm..enggak.. gpp kok-

-?????- shilla gak ngerti maksud Rio

-shill? gue ganggu ya?-

-eh? enggak kok.. gue lagi tidur-tiduran aja-

-oh-

-lo kenapa sih yo? gak jelas deh-

-hehe gak tahu nih-

-ih, tuh kan.. lo ada perlu apa nelfon gue?-

-gue.. gue cuma mau denger suara lo aja shill-

-tadi kan udah ketemu..-

-oh iya ya.. lupa.. hehe-

-ish dasar pikun-

-shill?-

-hmm??-

-besok ada acara gak?-

-dari tadi cuma mau nanya itu doang?-

-i..i..iya haha-

-gak ada.. kenapa yo?-

-owh.. besok jam tujuh malem dateng ke cafe d'crunch ya? gue mau nunjukin sesuatu buat lo-

-hmm.. oke deh-

-thank's-


******

keesokan harinya

"vin, kita mau kemana sih?"

"ke cafe d'crunch.. katanya Rio punya kejutan buat kita" jawab Alvin sambil terus menyetir mobilnya

"kejutan? kejutan apa?"

"aku juga belum tau tuh via sayang..."

"ih, apa coba pake sayang-sayangan? gombal banget sih"

"hahaha tapi kamu seneng kan??" goda Alvin. Sementara sivia tersenyum malu-malu.

TUNGGU!! sivia sama Alvin kok.. emang mereka udah jadian ya? OKE! biar lebih jelas, kita liat kejadian beberapa hari yang lalu..

#flash back#


"elo vin.." entah apa yang mendorong sivia untuk berkata seperti itu dan sivia menyesal dengan perkataannya barusan

"GUE?" Alvin kaget sekaligus senang mendengarnya

"eh.. maksud gue.." sivia jadi salah tingkah sendiri, Sivia menunduk sambil memainkan jari-jarinya "sorry vin. gu.. gue sayang sama lo, lebih dari sekedar sahabat. maaf kalo gue lancang bilang kayak gini.. tapi gue gak bisa bohongin diri gue terus. lo selalu bisa ngerti gue, lo selalu perhatian sama gue, lo selau ada buat gue.. tapi gue bisa terima kok kalo emang lo gak ada feel sama gue.. dan gue harap lo persahabatan kita gak hancur setelah kejadian ini. gue gak mau lo jauhin gue vin" sivia masih menunduk. Sivia tidak berani menatap Alvin, malu. Sementara Alvin terus memperhatikan Sivia lalu menggeser tubuhnya mendekat ke Sivia kemudian menggenggam tangan Sivia. Alvin bisa merasakan tangan Sivia tak sehangat biasanya *grogi kali yaaaa*

"via.. gue gak akan jauhin lo.. gak akan pernah vi.. gue gak bakal kuat kalau harus jauh dari lo" Alvin menghela nafas "gue malu sama diri gue sendiri vi.. gue gak bisa jujur kayak lo, padahal gue ini.. laki-laki" Alvin tersenyum kecut "gue seneng lo bisa jujur tentang perasaan lo, gue seneng banget karna.. karna ternyata.. cinta gue gak bertepuk sebelah tangan" jelas Alvin. Sivia tersentak mendengar kalimat yang terakhir diucapkan Alvin, Sivia mengangkat kepalanya.menatap Alvin penuh harap

"Alvin.. lo.." ucap sivia lirih

"iya vi.. gue sayang lo" Alvin memeluk sivia dan membelai rambutnya. Sivia tak bisa menahan air mata bahagianya

"makasih vin.."


#flash back end#

************

Shilla melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah kafe mencari sosok Rio. Namun Shilla tak menemukan Rio. mungkin Rio masih dijalan, batin Shilla.

"maaf, mbak Shilla ya?" tanya seorang pelayan cafe

"iya" jawab Shilla sambil tersenyum

"silakan duduk di meja yang disana" pelayan itu menunjuk ke sebuah meja persegi. ternyata disana sudah ada Alvin dan Sivia.

"Hey.. kalian ngapain disini?" tanya shilla

"gue sama via disuruh Rio dateng kesini.. lo juga disuruh rio kesini Shill?" Shilla mengangguk lalu duduk. maksud Rio apa sih?

"Selamat malam semua" ucap seseorang menggunakan mic diatas panggung kecil yang ada dikafe tersebut.

"Rio?" kata Alvin, Shilla dan Sivia saling berpandangan. kemudian kembali melihat kearah Rio.

"disini saya akan mempersembahkan sebuah lagu.. untuk seorang gadis yang sangat saya cintai" seluruh pengunjung memberikan tepuk tangan, menunggu persembahan Rio. Rio mulai melantunkan Sebuah lagu..

"saat beranjak dewasa...

kurasakan getar cinta..

gejolak jiwa yang terus..

datang..

menyelimuti, menghampiri,

kehidupanku.." pengunjung kafe kembali memberi tepuk tangan untuk suara lembut dan penghayatan Rio.

"mungkn ini cinta pertamaku..

kan ku habiskan masa hidupku bersamanya..

dan kuyakin ini cinta yang terakhirku..

kan bahagiakan dia..

bersama diriku.." *cinta pertama cipt. Gilang Idol* Rio mengakhiri lagunya. dan mulai mengatakan sesuatu....

"lagu tadi saya persembahkan untuk gadis cantik yang selalu menghampiri mimpi dan mewarnai setiap detik hidupku.. Dia adalah matahari bagiku.. Gadis itu... dia duduk disana, memakai gaun hijau toska.. Shilla" Shilla tersentak kaget namanya disebut-sebut. kini Semua orang sedang memandangnya, Alvin dan Sivia tersenyum.

"Shilla.. selama ini aku menyembunyikan perasaanku, tapi malam ini.. sudah kuluapkan semua isi hatiku tentang kamu.. dan aku mau menjaga kamu selamanya.. aku sayang kamu" Rio berjalan menghampiri Shilla, mengajak Shilla berdiri. menggenggam erat tangan Shilla

"
Do you wanna be my priencess?" untuk kedua kalinya shilla kaget. jantungnya berdetak kencang tak beraturan. Rio menatapnya dalam.

"Shill? tolong jawab pertanyaan aku" Shilla mengangguk pelan.

"yes, I wanna be your priencess.." ucap Shilla pelan, tapi cukup jelas

"makasih shilla" Rio memeluk Shilla dan tepukan tangan para pengunjung kembali meramaikan kafe tersebut


THE END

Minggu, 18 Juli 2010

Alunan Hati (part 22)

“Shilla..” merasa ada yang memanggil namanya, Shilla terbangun dari tidurnya. Shilla melihat keselilingnya, Dia berada disebuah kamar bernuansa putih. Semua benda yang ada dalam ruangan itu berwarna putih. Shilla tidak tahu sekarang ini dirinya sedang berada dikamar siapa. Shilla tidak mengenal ruangan itu.

Shilla terus melihat dan memperhatikan sekelilingnya. Pintu menuju balkon terbuka lebar, Sehingga cahaya matahari leluasa untuk masuk. Kemudian Shilla mendapati sebuah kertas diatas sebuah meja disudut ruangan. Shilla mengambil kertas tersebut dan membukanya….

Shilla..

Kamu gak boleh nangis terus..

Jangan habiskan waktumu hanya dengan menangis..

Semua yang terjadi didunia ini adalah sebuah takdir..

Takdir yang telah diatur oleh tuhan..

Dan kita tidak akan pernah bisa menghindar dari takdir..

Shilla..

Mengenalmu adalah hal yang paling membahagiakan..

Makasih atas segalanya..

Makasih karna kamu mau mengenalku..

Makasih karna kamu sudah memberi kesempatan buat aku..

Makasih karna kamu telah masuk kedalam hati dan hidupku..

Makasih karna kamu mengizinkan aku untuk mencintai dan menyayangimu..

Makasih karna kamu percaya sama aku..

Tapi.. Maaf Shilla..

Aku udah merusak kepercayaan kamu..

Aku ingkar janji.. Maaf..

Tapi inilah takdir..

Takdir tidak mengizinkan aku menjaga kamu selamanya..

Shilla..

Sesungguhnya ada seseorang yang sangat menyayangi kamu..

Menyayangi kamu dengan setulus hatinya..

Orang itu sudah sangat dekat dengan kamu..

Jangan pernah sia-siakan dia Shilla..

Selamat tinggal,

-Riko-

Air mata Shilla mulai terjatuh dan membasahi kertas digenggamannya.

“jangan nangis Shilla..” ucap seseorang dari arah balkon. Shilla menengok kearah tersebut.

“kak Riko?..” Riko hanya tersenyum kemudian ada seberkas cahaya yang sangat menyilaukan, membuat Shilla menutup matanya. Lalu Shilla membuka kembali matanya saat dia yakin cahaya silau itu sudah pergi. Dan Shilla tidak lagi menemukan Riko disana.

“kak.. kak Riko.. kak Riko..”

“Shilla? Kamu udah sadar shill??”

“Kak Cakka?” kali ini Shilla berada didalam kamarnya.

“iya Shill, ini kakak.. akhirnya kamu sadar juga..” Shilla berusaha bangun sambil memegangi kepalanya yang terasa pening. Cakka pun membantu Shilla duduk.

“Sadar? Aku kenapa kak?” Tanya Shilla heran

“kamu pingsan.. udah 2 hari”

“Hah? 2 hari kak?”

“iya Shill.. kamu pingsan waktu….” Cakka enggan untuk melanjutkan kata-katanya. Karna Shilla pingsan saat Riko menghembuskan nafas terakhirnya. Cakka takut kalau Dia menyebut nama Riko, Shilla akan sedih.

“aku inget kak” jawab Shilla singkat sambil menunduk

“oh.. Oke, kakak mau ambilin kamu makan dulu ya” Cakka tersenyum dan keluar dari kamar Shilla

“gue.. pingsan 2 hari? Berarti.. tadi Cuma mimpi? Dan.. jasad kak Riko pasti udah….” Shilla tak mampu melanjutkan perkataannya. Karena pasti jasad Riko sudah disemanyamkan

“gue harus ikhlas.. selamat jalan kak.. aku janji gak akan nangis lagi” ucap Shilla lirih dan berusaha tersenyum

Keesokan harinya, Shilla merasa lebih segar. Dan sedang menikmati udara pagi ditaman belakang rumahnya sambil duduk di sebuah ayunan

“SHILLLAAAAA” teriak seseorang dan menghampiri Shilla lalu memeluk Shilla

“aduuhh via, gue gak bisa nafas..” keluh Shilla.. Sivia pun melepas pelukannya

“gue kangeeeeen banget sama lo shill..” ucap Sivia sambil tertawa kecil

“kita juga kangen sama lo Shill” kata Rio yang tiba-tiba muncul bersama Alvin. Shilla tersenyum senang dengan kedatangan teman-temannya

“ternyata gue ngangenin ya.. hehe” Akibat kenarsisannya, Shilla mendapat toyoran dari Sivia, Rio dan Alvin

“malah narsis lo.. gak jadi deh kangennya”

“yaaah vin, masa gitu..” Shilla pun manyun

“bercanda Shill.. gak usah cembetut gitu ah” goda Alvin

“hehe gue juga kangen sama kalian..” kata Shilla

“Shill, lo tau gak?” kata Sivia. Shilla menggeleng. Alvin dan Rio menatap Sivia

“enggak.. lo kan belum ngasih tau” jawab Shilla polos

“waktu lo pingsan.. yang paling panik Rio lho..” Ucap Sivia sambil melirik menggoda Rio dan hasilnya Sivia mendapat pelototan dari Rio. Shilla melihat kearah Rio seakan mengatakan ‘masa sih?’

“eh? Biasa aja kok Shill.. kok lo liatin guenya gitu banget sih” kata Rio salah tingkah

“jiyeeeh salting niyeee..” goda Alvin sambil menjawil dagu Rio. Shilla dan Sivia tertawa melihat ekspresi wajah Rio saat ini *kan lucu kalo cowo ganteng salting haha*

“berisik lo semua” kata Rio kesal. Sedangkan Alvin, Shilla dan Sivia tambah geli.

‘gue seneng liat lo bisa ketawa lagi Shill.. gue seneng lo gak berlarut-larut dalam kesedihan’ batin Rio melihat kearah Shilla dan tersenyum. Shilla membalas senyum Rio.

“ecieee ada yang lirik-lirikan..” goda Sivia. Sekarang Shilla malah ikut-ikutan salting.

Skip> Seharian ini mereka berempat menghabiskan waktu bersama, penuh dengan canda dan tawa. Dan sudah cukup bagi Shilla untuk menangis karna kepergian Riko

“vi, gila tuh tadi film kocak banget.. hahaha” Alvin masih tertawa geli mengingat film komedi yang baru saja ditontonnya bersama Sivia

“ketawa mulu lo ah.. udahan donk! Gue udah sakit perut tau” protes Sivia sambil berusaha menghentikan tawanya

“oke vi oke.. tarik nafas dalem-dalem…” Alvin dan Sivia menarik nafas, kemudian menghembuskannya kembali. Mereka diam sejenak. Tetapi tiba-tiba Alvin kembali tertawa terbahak-bahak

“vin sumpah vin gue capek ketawa mulu.. udah ah!! ayo pulang..” Sivia menarik tangan Alvin

“eh, beneran nih mau langsung balik?” Sivia menghentikan langkahnya

“hmm.. emang kenapa?” Tanya Sivia

“mau gue beliin es krim gak nih?”

“MAU!!! Ayooook!! Di tempat biasa kan?” jawab Sivia girang

“bukan! Tapi gue jamin es krimnya gak kalah enak”

##

“hmm.. lo tau dari mana ada kedai es krim disini?” Tanya Sivia sambil melahap es krim vanilanya

“Ray..” jawab Alvin singkat. Sivia manggut-manggut. Lalu mereka berdua diam, menikmati es krimnya masing-masing. Kemudian Alvin melihat-lihat sekelilingnya, tidak terlalu ramai. Karena tempat ini masih baru. Hanya beberapa meja yang terisi oleh pengunjung. Sampai akhirnya tiba-tiba Alvin mendapati seorang pria yang tak asing lagi baginya. Pria itu duduk tak jauh dari pintu masuk kedai, bersama seorang perempuan. Alvin sangat hafal wajah keduanya, sebelumnya Alvin juga melihat mereka jalan berdua. YA! mereka Gabriel dan.. Keke

“Lo lagi liatin apa sih vin?” Tanya Sivia dan membuyarkan perhatian Alvin.

“eh?” karna penasaran, Sivia pun mencari apa yang sedang dilihat Alvin. Tadinya Alvin ingin menahan Sivia, tapi… TERLAMBAT. Sivia sudah melihatnya, raut wajah Sivia langsung berubah.

“vi? Kita pulang sekarang ya..” Alvin mengajak Sivia berdiri. Sivia menurut mengikuti langkah Alvin. Tapi saat melewati meja Gabriel, Sivia menghentikan langkahnya.

“hay kak.. hay ke..” sapa Sivia tersenyum kecut. Gabriel terlihat kaget dan kikuk

“hay kak Sivia..” ucap keke ramah

“hmm.. kak Iel? Kok diem aja sih? Gue kan nyapa lo”

“eh?? Hay”

“oh.. sekarang keke pacar kak Iel ya? Kemaren gue liat lo jalan sama Kak Angel.. kak Angel pacar lo juga? Atau.. selingkuhan? Opss sorry.. keceplosan haha” Sivia menutup bibirnya dengan jarinya. Gabriel terlihat semakin cemas, keke terlihat kaget dan terkejut, sedangkan Alvin.. dia bingung dan heran.

“hah? Gue juga pernah liat Gabriel jalan sama nova” Sambung Alvin

“kak Iel, apa bener yang dibilang via dan Alvin?” Tanya keke ketus. Gabriel terdiam, sepertinya dia mulai mengeluarkan keringat dingin.

“Gabriel.. Kok gak di jawab sih? Cewek lo nanya tuh” ucap Sivia

“kak! Kenapa gak jawab pertanyaan aku? Berarti bener kan?” desak keke

“enggak ke.. mereka Cuma mau merusak hubungan kita aja” jelas Gabriel

“Apa lo bilang? Gue gak salah denger? Lo kira gue Kurang kejaan! Untung gue belum terlalu jauh kemakan omongan-omongan GOMBAL dan semua sikap SOK manis lo itu” Sivia tersenyum sinis

“gak usah ngeles lagi lo!” sambung Alvin *ikut emosi

“dasar BUAYA!!” *maap yak GFC, Cuma cerita kok! Penulis Jgn d kroyok ;D* bentak keke dan PLAKK!! Sebuah tamparan mendarat mulus dipipi kanan Gabriel. Lalu keke pergi meninggalkan Gabriel, Sivia dan Alvin. Gabriel mengerjar keke, tapi sebelum mengejar keke Gabriel sempat menatap tajam Sivia dan Alvin. Sivia dan Alvin hanya tertawa.

##

“makasih ya vin.. lo mau masuk dulu gak?” ucap Sivia yang sekarang sudah didepan rumahnya.

“boleh deh.. ada yang mau gue tanyain ke elo” Alvin turun dari motornya dan mengikuti sivia masuk kedalam rumahnya. Kemudian mereka duduk dikursi ruang tamu rumah Sivia.

“Lo mau nanya apa vin?” Tanya sivia

“dari mana lo tau kalo Gabriel…”

“vin, tadi kan gue uda bilang.. gue pernah liat dia jalan sama kak Angel”

“oh.. terus, pas lo tau itu.. perasaan lo gimana?”

“awalnya sih gue kaget. Tapi.. abis itu biasa aja. Mungkin karna sebenernya gue emang gak punya perasaan khusus sama kak Iel” jelas Sivia

“oya?” Alvin tersenyum. Dia merasa sangat lega

“iya.. dan sekarang gue baru sadar siapa cowok yang bener-bener gue sayang, yang selalu gue kangenin, yang selalu bikin gue senyum-senyum sendiri..”

‘please vi.. jangan diterusin..’ batin Alvin yang sedari tadi sudah menahan sesak.

“Oh.. beruntung banget ya cowok itu..” komentar Alvin

“menurut lo cowok itu beruntung?” Tanya Sivia

“ya.. yaiyalah.. kalo gue boleh tau.. cowok beruntung itu siapa vi?” Sivia tersenyum. Alvin berusaha membalas senyum sivia

“bener nih lo mau tau?”

“kalo boleh.. gue sih gak maksa..” Alvin bersiap menata hatinya yang mungkin akan hancur

“boleh kok..”

“siapa?” Sivia menghela nafas

“elo vin..”

Minggu, 11 Juli 2010

Alunan Hati (part21)

"Liat kedalam ruangan ini Shill.." pinta Ify. Shilla mengintip lewat kaca kecil yang ada dipintu tersebut. Shilla memperhatikan isi ruangan tersebut. disana ada seorang laki-laki sedang berbaring, keadaannya sangat menyedihkan. kedua tangan dan kakinya penuh perban. Shilla sangat iba melihat keadaan laki-laki itu, namun Shilla masih tidak mengerti kenapa Ify menunjukan ini semua kepadanya.

"Fy, itu.. siapa?" tanya Shilla lirih. mata Ify mulai berkaca-kaca

"Kak Riko.." ucap Ify pelan tapi cukup jelas. Shilla tersenyum kecut

"maksud lo apa sih fy? gak usah bercanda deh! gak lucu!" semua yang ada disana memperhatikan Shilla dan Ify. Rio menghampiri mereka.

"Shill, Ify serius.. dia gak bohong" kata Rio lalu Shilla menengok cepat ke arah Riodengan tatapan sangar (?)

"yo, tapi ini gak mungkin! semalem kak Riko sms gue, katanya dia uda nyampe dirumah dan dia gak kenapa-kenapa.. pasti yang didalem ruangan itu bukan kak Riko! iya kan?" Shilla terus

"tapi semalem kak Riko gak pulang Shill.." kata Ify mulai terisak

"gue sama Debo yang nemuin kak Riko dijalan" sambung Ozy tiba-tiba. pandangan Shilla pun beralih ke Ozy

"kak Riko adalah korban tabrak lari" jelas Ozy

"bohong!"

"enggak Shilla.." tambah Debo

#flash back#

Malam ini Ozy dan Debo baru pulang dari suatu acara, tiba-tiba..

"Zy, liat tuh.. ada apa ya rame-rame?" tunjuk debo ke arah kerumunan dipinggir jalan. Ozy yang sedang menyetir mobilnya pun melihat kearah yang di tunjuk Debo

"hmm.. gak tau, kesana yuk" Ozy menghentikan mobilnya dipinggir jalan lalu Ozy dan Debo menghampiri kerumunan itu

"misi donk misi.." Ozy dan Debo berusaha mencari apa sedang dilihat orang-orang. lalu akhirnya mereka sampai pada barisan terdepan *uda kya mw perang aja*. disana ada seseorang penuh dengan bercak darah, tergeletak begitu saja. semua orang yang ada disana memandangnya dengan tatapan kasihan. dan ada seorang bapak-bapak didekat korban, sepertinya sedang memeriksa denyut nadi sang korban

"Astaghfirullah.. serem banget zy" Debo bergidik ngeri

"kayak kenal.." gumam Ozy

"eh, iya zy.. itu.." Debo dan Ozy saling berpandangan

"kak Riko" ucap Ozy dan Debo kompak

"denyut nadinya masih jalan.." kata bapak-bapak tadi

"pak, itu temen saya pak.." ucap Debo

"oh, temennya korban tabrak lari dan harus cepet-cepet dibawa kerumah sakit dek"

"iya pak.. pake mobil saya aja, tolong bantu masukinnya pak"

#Flash back end#

"lo pasti bohong sama gue zy!! iya kan?"Shilla benar-benar masih tidak percaya. Ozy diam., tertunduk lemas. tidak tahu lagi harus berbuat apa agar Shilla percaya

"semalem kak Riko sms gue dan dia bilang dia baik-baik aja.. Dia bilang dia udah sampe dirumahnya!" shilla cepat-cepat mencari handphonenya didalam tasnya

“gue bisa nunjukin sms dari kak Riko” Shilla memeriksa inboxnya, tapi Shilla tidak menemukan sms dari Riko, Shilla ingat betul kalau dia belum menghapusnya. tapi Pesan itu lenyap begitu saja. Tangan Shilla lemas, handphonenya pun terlepas dari genggamannya dan jatuh. Ify mengambil handphone Shilla

“mana Shill? Mana buktinya? MANA? Hah?” Ify mendorong bahu Shilla. Debo menarik Ify dari Shilla.

"tolong tahan emosi lo Shill.." ucap Debo

Sementara Shilla hanya tertunduk lesu, air matanya mulai mengalir. Rio menepuk-nepuk pundak Shilla, menenangkan gadis itu

“nak Shilla, teman-teman kamu gak bohong.. Riko gak pernah pulang semalam” kata mama Ify tiba-tiba. Shilla

“tante.. Shilla mau liat kak Riko.. boleh Shilla masuk ke ruangan itu?”

“Shill, lo yakin?” Tanya Rio. Shilla mengangguk

“boleh nak.. tapi dokter belum mengizinkan orang masuk. Kondisi Riko masih kritis” kata mama Ify lirih

“Shill, duduk dulu yuk” ajak Rio. Shilla menurut

“yo, kenapa gue yang paling terakhir tau?” Rio diam

“jawab yo..”

“...” Rio bingung harus berkata apa *sebenernya penulis yg bingung*

Rio.. kenapa lo gak jawab? Kalian semua udah disini dari semalem kan?”

“Shill, jangan desak Rio kayak gitu..”

“via, apa lo bilang? Gue desak Rio? Gue Cuma mau tau kenapa gue yang dikasih tau paling akhir?” ucap Shilla lirih

“jangan salahin Rio, Shill..” samber Ozy

“tadinya Rio udah mau jemput lo” sambung Alvin

“gue yang larang Rio jemput lo”

“elo fy? Tapi..”

“gue juga..”

“Debo?”

“gue juga larang Rio..”

“Ozy??” *Si Shilla lagi ngabsen yak? -_-*

“kita semua gak mau bikin lo panik Shill..” kata Sivia. Shilla tertunduk.


"kita semua tau gimana perasaan lo sama kak Riko.." jelas Ify

“maafin gue yo” ucap Shilla

********

Seorang berpakaian putih keluar dari ruang ICU. mama Ify segera menghampiri dokter itu, diikuti yang lain.

“dok, gimana keadaan anak saya?” tanya mama Ify

“maaf.. kondisi anak ibu semakin memburuk, detak jantungnya semakin melemah.. tapi kami akan terus mencoba sebisa kami” ucap dokter itu sambil berusaha tersenyum. Mama Ify mulai menangis dan Ify memeluk sang mama, berusaha menabahkan hati mamanya

“dokter, boleh kami lihat kondisi kak Riko?” kata Shilla

“ya. Silakan nak.. tapi yang masuk ganti-gantian ya” ucap dokter

“makasih dok..”

“sama-sama.. kalau begitu.. saya tinggal dulu..” Dokter itu pun pergi. Shilla segera masuk ke ruangan tersebut. Shilla sungguh tak tega melihat kondisi Riko saat ini, kondisinya benar-benar mengenaskan. tabung infus, selang oksigen dan alat bantu pernafasan *maap gatau namanya* memenuhi sekitar tubuh riko yang penuh balutan perban. Lalu Shilla duduk dikursi samping tempat tidur Riko

“kak.. ini aku, Shilla..” ucap Shilla lirih “kakak gak akan ninggalin aku kan kak? kamu harus kuat ya..” Shilla mulai menitikkan air mata kemudian ia menggenggam jari jemari Riko.

“aku yakin kakak bisa lewatin ini semua.." kata Shilla tersenyum tipis

"aku sayang banget sama kakak” tiba-tiba jari-jari Riko bergerak pelan.

“kak Riko?? kakak denger aku?” tangan Riko terus bergerak, awalnya pelan tapi lama-lama bukan hanya tangannya yang bergerak. seluruh tubuhnya bergerak, dan gerakannya semakin berontak, Shilla tercengang kaget.

“kak.. Astaghfirullah kak Riko!!" Shilla mulai panik

"ya Allah kak Riko.." ucap Ify yang tiba-tiba datang, diikuti oleh Debo dan Rio dibelakangnya.

"gu.. gue.. gue gak tau tiba-tiba kak Riko kejang-kejang.. gue ta.. takut.."kata Shilla terbata-bata dan tangisnya mulai menjadi-jadi

"Debo.. Tolong panggil dokter bo" perintah Rio dan Debo segera keluar dari ruang ICU, memanggil dokter.

"kak, kakak kenapa kak?" kata Ify sambil berusaha menenangkan Riko, tapi usahanya sangat sia-sia. tak lama kemudian dokter datang dengan beberapa susternya

"tolong kalian keluar dari ruangan ini" perintah dokter. Lalu Ify, Shillla, Rio dan Debo menurut.


Diluar ruangan, Semua menunggu Dokter dengan tenang. terkecuali Shilla. Gadis itu terus mondar-mandir sambil menggigiti bibirnya. Sedangkan mama Ify sedang membeli makanan untuk teman-teman Ify. kalau mama Ify ada dengan Shilla dkk, pasti beliau akan lebih panik dibanding Shilla.

"Shill, lo bisa tenang dikit gak sih?" tegur Ozy yang sudah kesal karna terus mondar-mandir didepannya. Shilla menggerutu kesal lalu akhirnya duduk disamping Sivia. tak lama kemudian Dokter keluar dari ruang ICU. Shilla dan Ify paling cepat menghampiri dokter tersebut.

"Gimana dok? kakak saya gak kenapa-kenapa kan dok?" ucap Ify tergesa-gesa. Dokter itu memegang pundak Ify dan Shilla

Lalu Sang dokter menggeleng lemah..

"maaf.. tapi kami sudah berusaha" ucap dokter dengan wajah kecewa

"maksud dokter apa dok?" Air mata Shilla mulai mengalir

"Riko telah kembali pada penciptanya" kata Dokter itu lagi. Shilla menggeleng cepat

"Dokter pasti bohong!!!" Shilla masuk keruang itu. dilihatnya Riko masih berbaring, namun senua alat bantunya sudah dilepas

"kak bangun kak!! kamu denger aku kan? kamu gak boleh ninggalin aku!" Shilla menggoyang-goyangkan tubuh Riko.

"Shill.. lo harus bisa terima ini" Rio menghampiri Shilla dan menariknya, menjauhinya dari jasad riko

"kak Riko pasti masih nafas. Dia masih kuat. dia gak pasti kuat yo!!" Shilla semakin terisak. Rio terus menarik Shilla, Dia tidak mau melihat Shilla semakin sedih kalau terus didepan jasad Riko

"Rio... please jang...." Shilla terjatuh dan tiba-tiba semua Gelap


Apa yang akan terjadi selanjutnyaaa??




Sabtu, 10 Juli 2010

Alunan Hati (part 20)

"kamu mau kan ngasih aku kesempatan? sekalii.. aja" Shilla menghela nafas panjang

"ng.. iya kak.. aku.. aku mau kasih kakak kesempatan" sebenarnya hati Shilla sungguh sangat ragu. tapi entah apa yang mendorongnya untuk bilang iya. 'maafin gue Rio..' ucap Shilla dalam hati. tiga detik kemudian Shilla tersadar, kenapa gue harus gak enak sama Rio? kenapa gue merasa bersalah sama Rio?

"makasih banget Shilla.." Riko tertawa bahagia. Shilla tersenyum paksa

"iya kak.." jawab Shilla seadanya

"oke.. hari ini kita jalan-jalan.. kamu mau kan?" Shilla mengangguk sambil terus mempertahankan senyum palsunya

Namun dari kejauhan seseorang memperhatikan mereka. melihat dengan tatapan penuh amarah, tatapan penuh penyesalan, tatapan penuh kesedihan, tatapan yang sangat miris.


*******

Sedari tadi Alvin sedang bingung mencari-cari novel pesanan Sivia di toko buku. Tadi Alvin bilang kepada Sivia ingin pergi ke toko buku untuk mencari buku-buku tentang basket. Dan Sivia ingin ikut Alvin, Sivia ingin mencari novel. tetapi Alvin melarangnya, karna kaki Sivia masih terlihat mengenaskan *maap kalo lebay* jadi Alvin menawarkan jasa agar dia saja yang mencarikan Novel untuk Sivia.

"Aduhh mana sih?? Chronicles of narnia?" Alvin masih muter-muter mencari buku yang dimaksud. Sivia sudah mengingatkan Alvin kalau buku itu sudah langka, karna bukan termasuk buku baru. the chronicles of narnia merupakan novel fantasi karangan C.S lewis yang terdiri dari 7 seri dan dua diantaranya sudah difilmkan, yang pertama adalah The lion, the witch and the wardrobe dan yang kedua adalah prince caspian kemudian yang ketiga The voyage of the dawn treader masih coming soon.

Sebenarnya Narnia adalah novel anak-anak, tetapi Sivia sangat menyukainya, aku juga suka banget lhooo *gak ada yang nanya*. Sivia baru mempunyai 5 seri novel tersebut, artinya masih kurang dua. akhirnya Alvin memutuskan untuk bertanya pada karyawan ditoko buku tersebut.

"mbak, novel Narnia ada dimana ya? masih ada gak?" tanya Alvin

"Serinya yang mana mas?"


"owh.. biar saya yang ambilin, mas tunggu dikasir aja" Alvin menuju kasir dan tak lama kemudian mbak-mbak tadi datang dengan membawa dua buah buku.

"ini mas bukunya"

"makasih ya mbak.." setelah Alvin membayar, Alvin keluar dari toko buku tersebut. Lalu Alvin melihat seseorang, itu... seperti Gabriel!! alvin menyipitkan matanya kearah orang tersebut yang berada didalam sebuah tempat makan dan.. ya! itu memang Gabriel!! Alvin yakin. tapi.. cewek yang lagi sama Gabriel siapa ya? kayak kenal deh.. Alvin mencoba mengingat-ngingat.

"Nova?" gumam Alvin. Dia sering melihat Nova kalau sedang latihan basket atau pertandingan. "kok jalan sama Gabriel? jangan-jangan.. Sivia!! gue harus kasih tau Sivia"

********

Rio benar-benar tidak bersemangat hari ini. sudah pukul setengah delapan malam, tetapi sedari tadi Rio hanya mngurung diri dikamarnya. hari ini sungguh terasa bagai kiamat bagi Rio *maap lebay lagi* setelah melihat adegan yang menyayat hati tadi siang. BETUUUUUULLL (?) Rio melihat semuanya! Rio melihat saat Shilla memberi kesempatan untuk Riko. Rio liaaaaaattt!!! pasti sangat sulit untuknya.

Rencananya tadi Rio ingin mengajak Shilla muter-muter jakarta. tapi Rio malah melihat Shilla dan Riko ditaman kompleks perumahan Shilla. hmm... ceritanya Rio lagi patah hati toh..

Lalu Rio mengambil gitarnya, keluar kebalkon kamarnya dan duduk dikursi yang ada disana. memandang langit, bermain musik sambil bernyanyi adalah hal yang dilakukan Rio saat hatinya gundah, sedih dan berantakan. seperti saat ini.

Langit... lo pasti ketawa liat keterpurukan gue sekarang..

silakan.. tertawalah.. karna gue emang pantas untuk ditertawakan..

gue adalah laki-laki terbodoh*hanya FIKSI belaka* yang pernah terlahir..

gue udah menyia-nyiakan semua waktu berharga yang tuhan kasih buat gue..

harusnya gue bisa lebih memberi perhatian lebih buat dia..

Shilla..

ternyata gue sama sekali gak ada artinya dihati lo..

gue terlalu percaya diri waktu gue kira.. lo juga menyimpan harapan sama gue..

gue salah.. salah besar Rio!!


Rio mulai memetik gitarnya...

"tak akan pernah sirna..

bayang tentang dirimu..

mengharap kau kembali..

ke dalam pelukan.."
gue a
kan selalu merindukan saat-saat bersama lo Shill..

"hanya sisakan perih..

luka yang semakin dalam..

sampai kapan ku harus tangisi ..

rindu yang tak terbalas.."
kenapa lo gak bisa ngerasain betapa sayangnya gue sama lo?

"masih adakah cinta untukku..

walau hanya untuk kau kenang..

andai harus kehilanganmu..

kan ku bawa hatimu ke dalam jiwaku.."
sampai kapan pun.. elo tetap akan ada dihati gue princess..

"kemana cinta ini..

akan ku persembahkan..

bila kesetiaanku..

hanyalah bagimu kekasihku.."
kenapa lo sangat sulit untuk gue raih?


"luka dalam dada..

semakin terasa pilu..

adakah kesempatan..

untuk memiliki.."
gue harap suatu saat lo bisa membalas rasa sayang gue buat lo Shilla..

baiklah teman-temanku sekalian.. kita biarkan Rio menenangkan dirinya dulu..

*******

"thank's ya vin.." Sivia senang karna sudah memegang 2 buah novel yang telah lama dicarinya

"hmm.. sama-sama" jawab Alvin

"akhirnya koleksi Novel Narnia gue lengkap juga haha"

"berkat gue"

"iyeee kodok.. makasih lagi"

"Hehe.. vi, tadi gue liat kak Iel lho.."

"haaa? masa sih? dia bilang ke gue mau ngurusin kuliah"

"hmm.. mungkin gue salah liat" padahal Alvin sangat yakin kalau yang tadi diliatnya itu Gabriel dan Nova. tapi.. Alvin tidak tega kalau Sivia nantinya jadi sedih atau kecewa. maka dari itu Alvin memutuskan untuk mencari tahu fakta sebenarnya. Antara Gabriel dan Nova.


********


"Shill, ma
kasih untuk hari ini.." ucap Riko setelah melepas helmnya saat mengantar Shilla pulang.

"iya kak.. sama-sama.." Shilla tersenyum, namun kali ini tidak terpaksa. senyumannya tulus. Riko membalas senyum Shilla dan membelai rambut kekasihnya.

"ya udah.. aku pulang dulu.. aku sayang kamu" ucap Riko lalu memakai helmnya, tapi belum sempat Helm itu mendarat dikepala Riko, Shilla menahan tangan Riko.

"aku juga sayang kamu" kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Shilla. Riko tersenyum, lalu mengecup kening Shilla yang masih berdiri disamping motor Riko

"kak.. aku percaya sama kakak.."

"aku gak akan merusak kepercayaan kamu Shill.." Riko mengenakan helmnya. namun Shilla menahannya lagi, Riko menurunkan kembali tangannya.

"kenapa Shill??" tanya Riko heran, kini Shilla malah menggenggam tangannya. wajah Shilla terlihat cemas

"aku.. gak mau kamu pergi.." entah mengapa perasaan Shilla sangat tidak tenang

"Shilla.. besok kan kita bisa ketemu lagi.. tolong izinin aku pulang yaa" Riko perlahan melepas genggaman tangan Shilla. "kamu tenang aja ya.. kalo udah sampe rumah, aku kabarin kamu" Shilla diam, perasaannya benar-benar tak enak.

"iya kak.." Shilla mengangguk lemah. Riko tersenyum kemudian memakai helmnya dan pergi dari hadapan Shilla yang masih terlihat cemas


******

Shilla berbaring ditempat tidurnya, menatap langit-langit kamarnya. kenapa perasaan gue gak enak banget ya? ya Allah.. mudah-mudahan gak tejadi hal-hal buruk. batin Shilla. Lalu handphone Shilla bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Shilla mengambil benda tersebut dimeja kecil samping tempat tidurnya. Shilla membuka pesan itu.

From: kak Riko
Shill, aku udah dirumah..

To: kak Riko
Owh, Alhamdulillah.. aku takut kakak kenapa-napa..

From: kak Riko
aku gak kenapa-kenapa kok Shill.. sekarang kamu tidur ya..
good Night dear, sweet dream :)

To: kak Riko
Syukurlah.. iya kak, Night too :))

Setelah menerima sms bahwa Riko sudah dirumah. Akhirnya Shilla memejamkan matanya dan tertidur..


*****

Pukul setengah empat pagi..

~sering kali kumelihat kau curi-curi pandang ke arah diriku...~ Suara itu membuat Shilla terbangun dari tidurnya. Shilla meraba-raba bawah bantalnya mencari handphonenya.

-halo?- ucap Shilla malas

-Shill, sorry ganggu.. sekarang gue ada didepan rumah lo- Shilla kaget dan matanya segera terbuka lalu Shilla bangun dari tidurnya

-ngapain? lo siapa?-

-penting Shill.. gue Ify.. cepetan keluar Shill-

-hmm.. bentar- dengan malas Shilla keluar kamar dan membukakan pintu rumahnya. diluar ada Ify dan.. Debo?

"Shill, please ikut kita sekarang" kata Debo tiba-tiba sambil menarik tangan Shilla

"eh eh, bentar-bentar.. lo berdua tau gak sih ini jam berapa?" Shilla agak kesal dengan ulah kedua temannya itu

"aduh shill, gue tau.. tapi lo harus ikut gue sama Debo.. penting.. please..." Ify memohon, matanya merah, seperti habis menangis sepanjang malam. Shilla tampak berfikir, akhirnya mengangguk ragu-ragu

"bentar ya, gue ganti baju dulu.. kalian tunggu didalem aja"


*****

Shilla masih bingung.. Sebenernya maksud Ify sama Debo apa sih? kok gue dibawa ke... rumah sakit? siapa yang sakit? terus.. kok jenguknya subuh-subuh begini? tanya Shilla dalam hati. kemudian Debo dan Ify menghentikan langkahnya didepan sebuah ruangan ICU. Dan yang lebih mengherankan lagi.. ternyata disana sudah banyak orang. Ada ibunya Ify.. Rio? Sivia? Alvin? dan.. Ozy? ngapain mereka semua disini? dan wajah mereka semua terlihat sedih. saat Shilla datang, semua yang ada disana menatap Shilla dengan tatapan tegang.

"Fy, maksud lo apa sih bawa gue kesini?" tanya Shilla. Ify tidak menjawab, matanya penuh duka. Lalu Ify menarik tangan Shilla, menuju pintu ruang ICU.

"Liat kedalam ruangan ini Shill.." pinta Ify. Shilla mengintip lewat kaca kecil yang ada dipintu tersebut. Shilla memperhatikan isi ruangan tersebut. disana ada seorang laki-laki sedang berbaring, keadaannya sangat menyedihkan. kedua tangan dan kakinya penuh perban. Shilla sangat iba melihat keadaan laki-laki itu, namun Shilla masih tidak mengerti kenapa Ify menunjukan ini semua kepadanya.

"Fy, itu.. siapa?" tanya Shilla lirih. mata Ify mulai berkaca-kaca

"Kak Riko.."